Winnie The Pooh Glitter Tulisanku: Juli 2013

Sabtu, 13 Juli 2013

Contoh menu berbuka puasa simple (Salad Buah)

Mungkin diantara anda banyak yang bingung memilih menu berbuka puasa yang praktis, sederhana dan simple. Kali ini saya akan sedikit membagi pengetahuan tentang salah satu menu makanan favorit saya, yaitu SALAD BUAH. Seperti gambar dibawah:


Menarik bukan? Selain mudah dalam membuatnya menu pilihan saya ini juga lezat dan cocok untuk berbuka puasa. Langsung saja, ini dia caranya :
  1. Kumpulkan bahan bahan :
    • Buah-buahan (Nanas, Semangka, Apel, Apulkat, Strowberry, Bengkoang, Pepaya, Mangga, Melon, dsb)
    • Mayonaise
    • Susu Cair
    • Keju Serut
  2. Potong kecil-kecil semua buah (potong dadu atau sesuai selera anda)
  3. Tambahkan mayonaise serta susu cair sesuai keinginan anda. Kemudian aduk sampai rata.
  4. Setelah itu serutkan keju diatasnya. Salad buah siap disajikan :)
  5. Adapun saran penyajian : Agar lebih segar, diamkan dalam kulkas kurang-lebih selama 15 menit.
Demikian, sedikit yang bisa saya sampaikan. Ada kurang lebih mohon dimaafkan. Semoga bermanfaat dan Selamat Berpuasa :)

Cara Membuat Tombol Follow Twitter Pada Blog

Halooh Broh, Apa kabuaaar? \(´`)/ Orang terkece balik lagi nih *nyisir poni* lama tak jumpa, kangen bener, hidup gue hampa banget tanpa lo broh *peluk visitor satu-satu* wkwk

Kali ini gue datang dengan sejuta prengesan spesial buat elo elo pade, selamat menikmati prengesan unyu gue!! wkwk
Hmm ngomongin soal unyu, siapa sih yang gak pengen punya tampilan blog unyu? pasti pada pengen semuakan, coba yang pengen acungin jempol kakinya, gue udah siap tutup hidung nih wkwk PIS (^o^)V

Kali ini gue bakal ngeshare cara membuat tombol follow twitter kek punya gue gini nih :



Mau mau mau? yang mau silahkan simak yang dibawah, yang gak mau, pintu keluar ada di pojok sonoh noh :p
  1. Masuk dulu ke akun twitter lo broh (kalo punya lho ya, kalo gak punya ya ngemut sendal sono wkwk :p)
  2. Terus, kunjungi situs Follow Twitternya ----> DISINI
  3. Pilih tombol yang lo suka broh, jangan pilih gue, gue udah punya pilihan lain broh, sorry ya wkwk :p
  4. Terus, Copy Skrip dan Codenya. (Ada di dalam kotak broh!!)
  5. Login ke blog lo broh > Design > Tata Letak > Add Gadjet > HTML/JavaScript > Pastekan Code tadi.
  6. Terus jangan lupa klik simpan broh, ntar udah susah-susah bikin elonya malah lupa nyimpen, huuhh matih aja sono ("˘o˘) 
  7. Lihat hasilnya dengan klik link view blog.
  8. Wes bar broh. wes dadi. piye? unyu to? mrenges sek wkwkwk :p

Sudah ya broh sayang, gue pamit mau malem mingguan dulu, kale aja gue ketemu sama jodoh pilihan gue, amiin `ʃƪ) *kabulkan doa baim Ya Auloh* (˘ʃƪ˘)  ohya btw, tengkyu ya kunjungannya. kalo ada kata-kata yang nyinggung elo-elo pade, gue selaku manusia biasa mengucapkan bermilyar-milyar maaf (˘ʃƪ˘) maafin yaahh!! semoga bermanfaat.. Dadaaaahh muuuuachh *ciumin visitor satu-satu*


Sumber lebih lanjuuooot :

Senin, 08 Juli 2013

22 Daftar Lagu-Lagu Pop Indonesia Galau

(`´)-σ Ciyeeeh yang lagi galauuuu, yang lagi putus cintrong, yang lagi PDKT tapi gak ditembak-tembak alias diPHPin, yang punya pacar tapi dicuekin, yang pacarannya sama hape terus karna LDR, yang gak laku-laku tapi bilangnya selektif milih pacar, yang jones, yang teken, yang jomblonya karatan, yang yang yang dan yaaaaaaaaang apa yah? Hehe *digebukin warga sekampung* pokoknya yang lagi Gelisah Galau Merana (GEGANA) pasti bawaanya pengen denger lagu yang cocok sama suasana hati. Yang bisa ngungkapin perasaan hati geetuuuh deh. Lah kok gitu? Iyalah, lagu menyimpan kenangan tersendiri dan lagu tersebut mampu menyebabkan seseorang meresonansikan kenangannya. Halah beraaat wkwk. Yeeeh yang tiap mewek larinya ke lagu, tambah mewek tuh pastinya, ciyan ciyan wkwk PISS *pukpuk* (˘з˘) sabar ya mbak-mbak ganteng mas-mas cantik *ehh kebalik yah? Maap maap gue kilap kakak hehe

Oke deh, postingan gue kali ini tentang daftar lagu galau versi gue nih tapi hehe. Gini-gini gue pernah galau juga taook *peluk tiang listrik* *kesetrum* *gak jadi posting* ckckck SERIUS WOY!! *diteriakin warga pakek mic masjid* oke-oke nyerah deh langsung aja, ini dia daftarnya, cekidot ::::p

1.       Cakra Khan - Lelah
2.       QTA – Pacar Sementara
3.       Geisha – Lumpuhkanlah Ingatanku
4.       Samsons – Bukan Diriku
5.       Agnes Monica – Dimana Letak Surga
6.       Sammy Simorangkir – Sedang Apa Dan Dimana
7.       Judika – Bukan Dia Tapi Aku
8.       Kotak – Kecuali Kamu
9.       Cassandra – Cinta Terbaik
10.   Flanella – Selamat Tinggal Cinta Pertama
11.   Channel – Tentang Kita
12.   Elemen – Cinta Tak Bersyarat
13.   Pinkan Mambo – Dirimu Dirinya
14.   Tata ‘Mahadewi’ – Risalah Hati (Akustik)
15.   Utopia – Antara Ada Dan Tiada
16.   Cakra Khan – Harus Terpisah
17.   Yovie & Nuno – Galau
18.   Ungu – Kekasih Gelapku
19.   Dygta – Karna Ku Sayang Kamu
20.   Drive – Bersama Bintang
21.   Citra Skolastika – Galau Galau Galau
22.   Audrey – Semua Tentang Kamu

Demikianlah sodara-sodara Daftar Lagu-lagu Galau Versi gue, kalau berbeda dengan hasrat elo elo pade harap maklum, toh pendapat seseorang itu beda-beda uhukk omongan gue tuwek banget yah *benerin kerah* wkwk. Semoga bermanfaat, sampai jumpa dipostingan gue berikutnya, jangan kangen yaahh!! Byeeee mumumuuuuaaaccchh ˘)ε˘`)

Minggu, 07 Juli 2013

Puisi Kepada Allah (By. Nindya Kusuma Dewi)

Dikala kegelapan menyelimuti sang surya
Kau datang dengan sejuta cinta untuk kami
Dikala dingin menari-nari dalam pelukan
Kau hadir membawa kehangatan kedalam tubuh kami

Dikala pelangi tak bercakra bisu
Kau adalah tinta-tinta suci penggores langit
Dikala bintang tak bernyanyi sendu
Kau terbang membawa puing-puing harapan untuk kami

Terimakasih Allah
Kau masih beri kami nafas indah-Mu
Sehingga kami dapat selalu menyebut nama-Mu hingga saat ini

Dan kami tahu Allah
Dalam keadaan apapun kami seperti ini
Engkau selalu mendengar disaat kami butuh
Engkau selalu memberi disaat kami membutuhkan
Engkau selalu membukakan pintu disaat kami mengetuk
Engkau selalu punya rancangan terbaik untuk hidup kami
Kau akan selalu ada dihati kami, Allah

Karna Kau tak akan pernah terganti

Judul : Puisi Kepada Allah
By      : Nindya Kusuma Dewi

Terimakasih atas kunjungannya, semoga bermanfaat :)
NO COPAS!!

Tulisan 'Kenyataan Pahit' (By. Nindya Kusuma Dewi)

        Aku terbangun dari tidurku, saat aku mendengar burung-burung bernyanyi diluar sana. Aku bergegas untuk berdiri menuju jendela kamar, menghayati lukisan Tuhan yang luar biasa, merasakan hembusan nafas Tuhan yang menyejukkan. Selamat pagi dunia, semoga hari ini jauh lebih baik dari hari kemarin.
          Aku terdiam duduk didepan cermin. Aku memandangi diriku, terlihat kedua mataku menjadi sipit efek nangis semalam. Aku tersenyum, ternyata cinta bisa juga merubah bentuk seseorang. Aku memperhatikan Hpku yang bergetar, menyimbolkan kalau ada pesan masuk. Dilayar Hpku tertera nama “Jeleg” julukan sayangku untuk orang yang sangat aku cintai, Rio Pradana Suharto. Aku kembali diingatkan tentang kejadian semalam, dimana Rio mengungkapkan kalau perasaan cintanya sudah mulai luntur, air mataku kembali menetes. Aku segera melihat wajahku dicermin. Aku tertawa geli, bener kata Yangti, aku terlihat juuueleg kalo lagi nangis. Aku segera menghapus air mataku. Aku tersenyum. Aku nggak boleh nangis lagi. “BIG GIRL DON’T CRY” moto gue sekarang men J
          Aku berdiri berjalan keluar kamar, meninggalkan kepedihan ini, meninggalkan Hpku, meninggalkan pesan dari Rio tanpa aku membacanya.
***
          Aku menyalakan laptopku, memasang modem. Aku segera membuka jejaring sosial. Entah kenapa orang-orang dijejaring sosial lebih bisa bikin aku nyaman ketimbang orang-orang dikehidupan nyata. “@Devara S Wijaya, aku tau kalo sebenarnya kamu naksirkan sama cowokku. Kamu berusaha ngebuat agar cowokku nyaman kalo pas lagi sama kamu. Intinya, aku tau semuanya. Aku tau apa yang kamu rasain sekarang, karna aku juga pernah ngalamin hal serupa dan dengan orang yang sama pula. Udah lama aku menyadari hal itu, aku nggak tau cowokku tau apa nggak tentang hal ini. Aku nggak mau ada keributan. @Rio Pradana Suharto, makasih sayang kamu selalu sukses bikin aku galau.” [dalam hati gue J]
          Mungkin lebih baik aku diem aja, membiarkan Sang Pencipta memainkan roda kehidupan ini. Aku yakin semua akan indah pada waktunya J
***
          Saat dijalan, aku melihat seorang gadis kecil bermain dengan ibunya. Betapa bahagianya gadis kecil tersebut. Pemandangan ini membawaku kembali ke sekitar 15 tahun silam, saat dimana aku benar-benar membutuhkan Mama. Saat itu aku berusia jelang 14 bulan, kata Yangti. Aku nggak tau ini nyata atau rekayasa, yang jelas hal ini ngebuat aku ngebenci Mama sampai sekarang.
          Awalnya Mama sama Ayah waktu pacaran akur banget, tapi setelah menikah dan punya anak aku, semua berubah drastis, jelas Yangti. Ayah Mama tiap hari berantem, hingga akhirnya Mama memutuskan untuk pergi keluar negeri. Saat itu  Mama dengan bangga mengaku kalau dirinya lajang, padahal kenyataanya dia sudah menikah dan punya aku. Aku kecewa, aku sakit hati, aku benci Mama. Sejak saat itu aku diasuh oleh Yangti sama Akungku, aku sayang banget sama mereka. Mereka sudah seperti orang tuaku sendiri. Namun diantara mereka berdua aku lebih deket sama Akung.
          Mama pulang, namun tak ada perubahan. Orang tuaku masih sering berantem seperti dulu, hingga lahir adikku. Aku pernah menyuruh mereka berdua cerai, namun Mama nggak mau. Mama minta maaf sama aku dan dia pengen keluargaku sama keluarga dia damai. Tapi Mama juga tetep gak bisa berubah. Sampai akhirnya Akung meninggal. Kepergian Akung merupakan pukulan hebat buat keluargaku, terutama buat aku. Jiwaku rapuh, kehilangan orang yang selalu menjadi motivatorku, dan semua ini karna orang tuaku. Coba kalau mereka bisa lebih dewasa sedikit, pasti Akung masih sama-sama sama aku. Sebelum meninggal akung sempet nulis surat, salah satu isi surat itu adalah dia bilang kalo dia udah capek nuntun orang buta, dan orang buta disini yang dimaksud adalah orang tuaku.
          Berbagai kisah ku lalui tanpa ada Akung. Aku kangen, Akung adalah sosok kakek yang tegas, disiplin, kocak dan penyayang. Akung adalah seorang kepala sekolah sekaligus sekretaris satu di sebuah koperasi. Ahh.. udah ahh, nggak mau bahas Akung. Mewek lagi nih gue L
          Orang tuaku semakin hari kian bertingkah. Ayah selingkuh, Mama juga. Aku pasrah ngadepin mereka. Jujur, sebenarnya aku iri sama anak-anak lain diluar sana yang lengkap akan kasih sayang orang tua, terutama Mama mereka :’) terkadang aku mikir, buat apa aku punya Mama kalo aku nggak pernah ngrasain kasih sayang dari Mama. Aku juga kangen adikku. Padahal rumah Yangti sama rumah Mama deket, masih sama-sama dalam satu kota, tapi kenapa bertemu aja harus nunggu lebaran. Yah yah yaaahh.. tuh kan gue nangis lagi.
***
          “Woy.. woy.. woy..!! Dewi ! Nglamun terus dari tadi. Kamu kenapa sih?” Vida memecahkan lamunanku.
          “Eh.. sorry sorry Da, aku lagi nggak konsen nih!” Jawabku.
          “Kamu kenapa sih? Ada masalah?” Tanya Vida.
          “Eh.. enggak kok, aku cuman lagi nggak enak badan!” Jelasku.
          “Yaudah, aku anterin kamu pulang deh!”
          “Tapi Da. Aku..”
          “STOP! Dilarang protes! Aku males lihat kamu murung kaya gini. Aku takut kamu kenapa-napa! Udah, sekarang kita pulang aja!” Tegas Vida.
***
          “Mungkin lebih baik hubungan kita sampai disini aja! Sepertinya kita udah nggak cocok. Lagi pula cintamu bukan buat aku!”
          “Tapi Dew..”
          “Sudahlah Rio, aku nggak apa-apa kok, kitakan masih bisa temenan J
          “OK! Kalo itu mau kamu..”
***
          Hari demi hari ku lalui tanpa ada Rio disisihku. Kangen, rindu merajukku. Tapi biarlah, mungkin ini yang terbaik buat semuanya. “Aku sayang banget sama kamu melebihi apapun, aku rela nglakuin apa aja buat kamu, termasuk merelakanmu pergi”

          Terdengar kabar kalau Rio jadian sama Devara. Aku bahagia meski akhirnya aku harus kehilangan orang yang sangat aku sayangi dan cintai lagi, dan lagi. Selamat tinggal motivatorku, semoga kalian bisa dapatkan kebahagiaan yang abadi tanpa adanya aku..

Judul  : Kenyataan Pahit
By     : Nindya Kusuma Dewi
Date  : 02-01-2013

Sabtu, 06 Juli 2013

Cerpen 'Cinta dan Kematian' (By. Nindya Kusuma Dewi)

Di sudut taman sebuah rumah nampak seorang gadis sedang asyik dengan puisi-puisinya. Terlihat dirinya sedang menggerutkan kening dan mengetuk-ngetukkan bolpoint didagunya, menunjukkan kalau dirinya sedang memikirkan sesuatu untuk kemudian ditulisnya pada lembaran-lembaran kertas. Saat dia melirik arlojinya dia tersentak terbelalak dan langsung berlari meninggalkan garapanya. Dia melupakan sesuatu. Handphonenya. Dia pun kembali lagi untuk mangambilnya. Dia tidak bisa jauh dari handphonenya. Setiap hari dia membawanya kemana pun dia pergi. Bahkan saat mandi pun dia tetap membawanya. Hehehe...
          “Aduh… hari inikan  gue ada les!!!” Omel Marsya sambil berlari menuju kamar mengambil tas dan langsung pergi naik motor kakak perempuannya yang bawel abis.
          “Heh.. Heh.. Heh.. motor gue! Mau loe kemanain tuh?”      
          Tiba-tiba dari dalam terdengar suara cempreng seorang cewek yang tak lain adalah Dinda kakak Marsya.
          “Gue pinjem sebentar neng buat kondangan!!” Goda Marsya.
          “Huft… gue mau keluar dodol” Sewot Dinda.
“Hualah, pinjem bentar pelit amat sih!!”
Tanpa menghiraukan Dinda yang sibuk ngomel-ngomel, Marsya pun pergi dengan wajah cengar-cengir karena merasa bangga udah ngebuat kakaknya manyun lima meter.
“Loh… loh… loh… kok masih jalan juga sih, hey loe denger nggak sih gue ngomong apa?” Teriak Dinda.
“Tau ah gelap, yang penting happy!! Hahaha...” Timpal Marsya sembari meninggalkan halaman rumahnya.
          “Huft!!! Awas loe ya, pulang gue sate loe!!!” Gerutu Dinda.
***
          “Kak, maaf saya terlambat!!” Sapa Marsya sembari menjabat tangan tentornya.
“Marsya!! Lagi-lagi kamu telat! Sekarang kakak tanya, enam bulan kamu les di sini berapa kali kamu datang tepat waktu??” Tanya  Kak Ira, tentor Marsya.
          “Aduh,, sudah dong kak! Kuping saya cenat-cenut nih, saya tadi tuh abis dengerin lagu cemprengnya Kak Dinda, sekarang kakak juga mau ngomelin saya! Saya sudah hafal kakak mau ngomong apa!!” Jawab Marsya seolah tanpa beban.
          “Tapi Sya kam…”
          “Sudah… cukup nyanyinya Kak Ira cantik, suara kakak bagus kok, telinga saya sampek puyeng nih!!!” Putus Marsya sembari duduk di bangkunya.
          “Huft! Sabar-sabar!” Desah Kak Ira sembari mengelus-ngelus dadanya, melihat kelakuan murid bandelnya itu.
          “Nisa,, sorry telat!!! Gue…”
          “Gue tadi keasyikan nulis puisi... gue liyat jam ternyata udah jam segini, ya… jadi… gue telat deh bla…bla…bla…!!!” Belum sempat Marsya menjelaskan alasan-alasannya. Nisa udah nyerocos meneruskan jawaban Marsya.
          “Loe kok tau sih…” Heran Marsya.
          “Ya iyalah secara tiap hari loe ngomong gitu ke gue gimana gue nggak hafal.”
          “Huft! Terserah loe deh! Rasanya hari ini gue kena semprot mulu!” Gerutu Marsya sembari mengeluarkan buku dari tasnya dan memanyunkan bibirnya.
Ditengah pelajaran tiba-tiba handphone Marsya berbunyi. Rupanya ada SMS yang isinya kata-kata indah.
If you smile, you looked sweet,
If you sad, you very cute,
If you cry, you very funny,
What you know??
You very special…
Membaca itu, Marsya merasa ke-PDan. Belum pernah dia mendapat kata-kata manis yang dikhususkan untuk dirinya. Dia fikir kata-kata itu untuknya. Lalu cepat-cepat dia membalasnya.
“Emm,, makasih ya… loe siapa??”
Handphone Marsya bunyi lagi, rupanya si orang misterius itu mambalas SMS Marsya. Hati Marsya pun berbinar-binar.
Lalu tanpa pikir panjang dia langsung mambukanya.
“Maaf, gue salah kirim!!”
Serentak hati Marsya pun melebur. Dia pun kecewa dan memarahi orang misterius itu.
“Heh… Loe tuh bisa ngirim SMS nggak sih? Pakek salah segala, ngganggu tau!!” Balas Marsya.
“Hey, loe tuh orang apa bukan sih? Gue tadikan dah minta maaf! Gitu aja nyolot!!” Begitu balasannya. Hal itu membuat Marsya semakin sebel dan mati gaya.
“Huuuuhhh!!!” Geram Marsya.
“Loe kenapa Sya??” Tanya Abel salah satu temen Marsya.
“Nih… orang gila SMS gue!!” Sewot Marsya.
“Hu.. hu.. hu.. makanya jadi orang jangan ke-PDan! Hahaha… tuh orang gila udah bener-bener parah kali sakitnya, masa nggak bisa bedain sih SMSan sama orang apa bukan?? Hahaha” Sahut Dirga temen Les Marsya.
“Diam loe monyong! Gue lempar penghapus baru tau rasa loe!” Gertak Marsya sambil mengangkat penghapus.
“Ampun Neng… jangan dilempar penghapus dong… dilempar uang gue juga mau… hahaha” Goda Dirga yang membuat Marsya semakin manyun.
“Huft..” Saking betenya Marsya langsung memberesi buku-bukunya dan pulang.
“Hey, mau kemana Sya?? Kamukan baru datang masa sudah mau pulang??” Sergah Kak Ira.
“Halah males kak, saya nggak mood. Saya mau pulang saja!!”
***
Di kamar, tiba-tiba handphone Marsya bunyi lagi. Nampaknya orang misterius tadi telfon Marsya. Mulanya Marsya males banget ngangkat tuh telfon karena dia masih sebel soal tadi. Tapi dia juga penasaran. Akhirnya dia angkat deh tuh telfon. Hehehe
“Em, hallo??” Sapa Marsya.
“Hallo juga..” Rupanya dia seorang cowok. Suaranya cool banget. Marsya yang semulanya marah jadi agak tenang mendengar suara cowok itu.
“Hey! Hallo??” Cowok itu mengulang lagi.
“Oh.. eh.. ha.. hallo…” Jawab Marsya gagap.
“Em, loe masih marah ya sama gue?? Maaf ya soal tadi, gue dah bikin loe sewot..” Tutur si cowok dengan halus dan lembut.
“Oh…eh…i..ya.. nggak apa-apa kok! Loe siapa??” Sahut Marsya.
“Kenalin gue Samuel, gue anak Bandung. Loe sendiri siapa? Boleh kenal dong tentunya??” Samuel balik Tanya.
“Gue Marsya anak Ponorogo aja. Loe kok bisa nyasar ke gue sih??” Tanya Marsya.
“Sorry, tadi gue salah kirim, gue pengen SMS temen gue, malah nyasar ke loe. Mungkin jodoh kali, hehehe” Goda Samuel.
“Hahaha… jodoh gimana, kenal juga enggak!” Timpal Marsya.
Mereka berdua saling akrab dan saling mengenal satu sama lain. Tanpa terasa hubungan mereka semakin dekat. Mereka sering SMS dan telfon-telfonan. Walau pun belum pernah saling bertemu hubungan mereka berdua sangat erat. Kalau tiap ada masalah Marsya selalu cerita sama Samuel, dan Samuel pun memberinya solusi, begitu sebaliknya. Hal ini membawa dampak baik buat Marsya, sejak dekat dengan Samuel dia jadi terobsesi untuk lebih maju. Dia menjadi giat belajar dan tidak pernah terlambat. Guru dan teman-teman Marsya sangat kaget dengan kemajuan Marsya. Kini Marsya menjadi anak yang tergolong cerdas. Dia juga bisa lebih menahan emosinya. Semua orang sangat bangga padanya.
***
Hari ini adalah hari paling mengejutkan buat Marsya karena dia mendapat pengakuan dari Samuel tentang dirinya yang sebenarnya.
Aku merasa tubuhku bergetar dan terbujur kaku,
Tak bisa gerak,
Tak bisa teriak,
Dan tak bisa pula aku membuka kedua mataku,
Ingin rasanya aku berlari memelukmu,
Karna bila suatu saat aku pergi,
Aku ingin berada di pelukanmu,
Agar kau tau betapa aku sangat menyayangimu,
Agar kau tau betepa luluhnya diriku karna cintamu,
Agar kau tau sampai batas akhir
Kan tetap ku jaga tulus cinta darimu…
Itu adalah kata-kata Samuel untuk Marsya, Marsya pun segera membalasnya.
Dikala kegelapan menyelimuti suryaku,
Kau datang dengan sejuta cahaya cinta pertapa,
Dikala dingin menari-nari di genggamanku,
Kau hadir membawa kehangatan dalam jiwa,
Dikala pelangi tak bercakra bisu,
Kau tinta suci penggores angkara,
Dikala bintang tak bernyanyi sendu,
Kau terbang membawa puing-puing nada birama,
Terimakasih cinta,
Kau udara di hidupku,
Tanpamu aku hanyalah debu yang berlalu…
“Uhh… so sweet… thanks Marsya sayang..” Balas Samuel.
“Thanks balik…” Timpal Marsya
“Em, Sya gue boleh ngomong sesuatu nggak??” Tanya Samuel.
“Em, boleh. Ngomong aja gue siap kok dengerin..” Jawab Marsya simple.
“Apapun itu??”
“Ya…”
“Tapi gue minta satu hal sama loe!”
“Apa??”
“Setelah loe baca SMS dari gue, loe jangan sedih atau pun nangis. Gue nggak mau mata indah loe itu bermandikan kesedihan. Gue juga mohon setelah loe baca , loe jangan marah atau pun membenci gue. Gue sayang banget sama loe. Loe janji??” Pinta Samuel.
“Hey, ada apa sih? Kok auranya sedih banget. Loe kenapa? Cerita sama gue ya! Gue janji gue nggak bakal marah atau pun sedih, loe cerita ya sama gue!”
Namun Samuel tak membalasnya. Hal ini ngebuat Marsya semakin bingung. Marsya pun SMS Samuel lagi.
“Sam, loe kenapa sih? Jangan buat gue penasarn deh!” Usik Marsya.
Lima menit kemudian ada sebuah SMS dari Samuel yang isinya ngebuat hati Marsya perih bercampur tidak percaya.
“Sya, maafin gue kalau seandainya gue nggak bisa lagi nemenin loe. Mungkin umur gue nggak akan lama lagi. Sebenernya gue masih pengen sama-sama sama loe. Gue masih pengen nglindungin loe. Gue sayang banget sama loe Sya. Maafin gue kalau selama ini gue pernah nyakitin loe. Maafin gue. Gue sayang sama loe Marsya!” Pesan dari Samuel.
Membaca itu, mata Mrsya tak kuasa menahan bendungan air mata yang berat dan ingin terjatuh. Tubuh Marsya gugup tak percaya. Lalu dia segera membalas SMS dari Samuel.
“Loe jangan bercanda deh! Nggak lucu tau!”
Lalu Samuel membalasnya.
“Maaf Sya, berat banget buat gue ngomongin hal ini ke loe. Sebenernya tuh gue sakit. Gue kena kanker hati. Dokter udah memfonis kalau umur gue udah nggak bakal lama lagi. Sebenarnya gue juga nggak mau Sya. Tapi gue nggak bisa milih, Tuhan ngasih jalan ini buat gue. Gua sayang banget sama loe Sya, gue nggak mau kehilangan loe…” Tutur Samuel.
Tanpa fikir panjang Marsya langsung menelfon Samuel.
“Sam, loe jangan ngomong gitu….!”
Suara Marsya terdengar sesak karena terhimpit oleh air mata yang terus menetes.
“Sya, loe jangan nangis! Gue nggak mau denger loe nangis. Please! Gue nggak kuat Sya. Gue nggak bakal maafin diri gue sendiri kalau loe terus-terusan nangis gara-gara gue…”
Dengan bijak Samuel menasehati Marsya dan Marsya pun kini agak tenang.
“Sam, loe tau nggak? Hati gue sakit banget loe ngomong gitu..” Sahut Marsya.
“Maaf Sya, tapi gue harus jujur sama loe sebelum semuanya terlambat. Gue sa…yang..ba…nget…sa…ma..lo…oe…Sya!”
Suara Samuel menjadi kecil dan semakin kecil, sesekali terdengar dia terisak-isak. Marsya pun gelisah.
“Sam, loe kenapa?” Tanya Marsya cemas, namun tak ada jawaban dari Samuel.
“Samuel,, loe jangan kayak gini, gue mohon Sam,,,” air mata Marsya pun meledak. Tiba-tiba ada seorang cewek mengalihkan pembicaraan mereka.
“Maaf Sya, gue Olin kakak Samuel. Samuel kritis, sekarang dia sedang di tangani dokter..” Ucap cewek tadi.
“Samuel mana kak?? Samuel mana?? Loe jangan bohongin gue!!” Teriak Marsya.
“Gue nggak bohongin loe dik, kalau nggak percaya silahkan loe ke sini liyat sendiri gimana keadaan Samuel!!” Jawab Olin.
Saat itu juga Marsya langsung menutup telfonnya. Dia langsung pergi ke depan menemui supir pribadinya dan memintanya untuk mengantarkannya ke Bandung. Dia tau Bandung jauh banget, tapi dia nggak perduli semua itu, sejauh apapun akan dia tempuh untuk menemui orang yang di cintainya itu.
***
Besoknya, di Bandung Marsya menuju ke alamat rumah yang pernah diberikan Samuel padanya. Di rumah Samuel, pembantunya memberi tahu dimana tempat Samuel dirawat. Hati Marsya campur aduk, fikiranya kosong. Dia nggak tahu harus percaya atau nggak.
***
“Permisi, apa benar ini kamar Samuel??” Tanya Marsya sopan dan menahan rasa gugupnya. Dari kejauhan terlihat sosok mata memandangnya dengan hangat. Dia tak lai adalah Samuel.
“Loe datang? Ini beneran loe Sya? Loe bener-bener ada disini?” Desah Samuel.
Mendengar itu Marsya langsung berlari memeluk Samuel yang terbaring diranjang rumah sakit.
“Gue sayang sama loe!” Ucap Samuel mencoba menenangkan Marsya yang udah nangis berat, seakan takut kehilangan dirinya. Dia tau kalau Marsya sangat menyayanginya, sampai-sampai Marsya rela ke Bandung hanya untuk bertemu dirinya.
“Sssstt…udah…loe jangan nangis, gue nggak apa-apa kok, gue baik-baik aja!” Pinta Samuel sembari memegang kedua pipi Marsya untuk menghapus air matanya.
“Udah Sya, loe tuh cantik, cantik banget, gue nggak mau kecantikan loe ternodai dengan goresan air mata loe itu! Sya, gue mohon… maafin gue… gue nggak ada niat buat bikin loe kayak gini.. Sya kalau loe emang sayang sama gue, gue mohon loe jangan nangis!!” Tutur Samuel lembut.
Marsya tak kuasa mendengar kata-kata lembut namun mengiris hati itu. Dia tak sanggup bila akhirnya dia nggak bisa denger kata-kata itu lagi dari Samuel. Marsya tetap memeluk erat tubuh Samuel.
“Sya, maafin gue.. gue sayang banget sama loe!” Samuel langsung mengecup kening Marsya dan terus memeluknya.
“Samuel… gue juga sayang banget sama loe!”
Namun tak ada jawaban dari Samuel. Samuel terdiam.
“Sam…” Panggil Marsya.
“Samuel…”
Berkali-kali Marsya memanggil Samuel, namun tak ada jawaban. Mata Samuel tertutup dengan bibir sedikit tersenyum. Seluruh tubuhnya menjadi dingin dan kaku.
“Samuel… loe kenapa… bangun Sam… loe harus kuat demi gue Sam,, loe harus bangun… Gue sayang banget sama loe Samuel bangun….” Teriak Marsya.
“Maaf dik, sebaiknya adik keluar dulu, biar saya memeriksanya…” Pinta salah seorang dokter sambil mengajak Marsya keluar ruangan. Orang tua dan Kakak Samuel hanya bisa pasrah dan ikut menangis.
“Samuel…. Samuel kenapa dok?? Tolong dokter bangunin dia… Samuel….” Teriak Marsya pilu.
“Nak Marsya, tenang ya kita serahin semuanya sama Yang Kuasa. Tuhan pasti ngasih jalan terbaik buat kita semua..” Nasihat Papa Mama Samuel dengan bijak sembari menepuk pundak Marsya.
Tak lama kemudian Dokter keluar ruangan dan berkata,
“Maaf Pak, Bu, Dik… kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi Tuhan berkehendak lain. Nak Samuel tidak dapat tertolong…” Jawab dokter yang membuat suasana menjadi haru dan penuh dengan kehisterisan, tetutama Marsya. Marsya pun langsung berlari ke dalam ruangan.
“Samuel… loe bangun… gue di sini buat loe… gue sayang banget sama loe Sam… bangun… gue mohon…” Teriak Marsya.
Seluruh keluarga Samuel pun turut sedih. Mereka tak percaya secepat itu Samuel meninggalkan mereka semua.
“Maaf dik Marsya, kami akan melepas semua alat medis yang terpasang. Yang sabar ya. Kita doakan semoga dik Samuel bisa di terima disisih-Nya.” Tutur salah seorang suster yang hendak melepas semua alat medis yang terpasang ditubuh Samuel.
“Enggak.. Suster salah... Samuel hanya tidur.. Dia nggak meninggal, Suster jangan copotin semuanya. Jangan Sus… Samuel hanya tidur… Samuel bangun…” Jerit Marsya sembari memeluk tubuh Samuel dan menghalangi suster yang akan melepas alat-alat medisnya.
Tiba-tiba Mama Samuel mendekati Marsya dan membawanya keluar. Dia menasehati Marsya hingga Marsya tenang. Lalu Mama Samuel menyodorkan sebuah surat dari Samuel untuk Marsya. Lalu Marsya pun segera membukanya, serempak Mama Samuel pergi ke dalam ruangan untuk melihat anak kesayangannya itu untuk terakhir kali
    To     :    Marsya tersayang
Marsya sayang, maafin gue yang nggak lagi bisa jaga’in loe. Maaf banget ya. Gue sayang banget sama loe melebihi rasa sayang gue ke diri gue sendiri. Gue minta maaf kalau selama ini gue punya salah sama loe. Gue minta maaf Sya. Gue janji Sya walau pun tubuh gue nggak ada sama loe lagi, gue tetep ada di samping loe. Karna gue selalu buat loe. Gue sayang banget sama loe Sya. Maafin gue….
Salam manis
    Samuel
“Nggak… ini nggak mungkin… ini pasti bohong… nggak…. Samuel… nggak…” Jerit Marsya sembari berlari meninggalkan rumah sakit. Sementara itu di luar mendadak turun hujan, seolah langit pun menangisi kepergian Samuel. Tubuh Marsya basah kuyup oleh air hujan. Marsya berlari dan berteriak sekencang-kencangnya sambil menggenggam surat dari Samuel yang mulai lepek oleh air hujan. Hatinya rapuh dan hancur melihat orang yang sangat dia cintai pergi untuk selamanya. Marsya pingsan. Sopirnya pun membawanya ke dalam mobil untuk pulang ke rumah.
***
Di rumah,
“Marsya sayang…Kamu habis dari mana saja tiga hari kamu nggak pulang? Mama Papa dan semuanya panik nyarikin kamu sayang, handphone kamu juga nggak aktif…” Sapa lembut Mama Masrya.
Marsya langsung memeluk Mamanya dan menangis tersedu-sedu.
“Kamu kenapa sayang? Cerita sama Mama ya?” Pinta Mama Marsya sembari membelai rambut Marsya.
Lalu Marsya pun menceritaklan semua yang dia alami, dan Mamanya pun memberikan nasihat untuknya.
***
Satu minggu sudah kepergian Samuel, namun Marsya tak kunjung jua berhenti memikirkan Samuel. Dia masih tak percaya. Hatinya hancur bila mengingat orang yang dicintainya terbujur kaku. Kini tak ada lagi sosok Samuel dalam kehidupan Marsya. Tak ada SMS-SMS lucu, puisi-puisi indah dan telfon dari Samuel. Semuanya lenyap dalam kepedihan hati Marsya. Kini Marsya menjadi pendiam dan suka mengurung diri di kamar.
***
Marsya menuangkan seluruh kepiluan hatinya dalam tulisan-tulisan indah lalu dia berbaring di kasurnya sambil menghayati lagu Bunga Citra Lestari yang Berjudul Aku Tak Mau Sendiri yang semakin menambah kepiluan hati Marsya.
Dikala cinta mempertemukan kita,
Kau sanjung aku di saat mentari tak bersahaja,
Tulus cintamu membuat diriku seakan satu selamanya,
Walau tercipta dengan segala beda,
Akan ku jaga kau dengan segenap cinta yang ada,
Bersatu kita selamanya,
Berjalan berdua melewati hamparan dunia,
Tapi,
Kini tak ada sapa di antara kita,
Semuanya lenyap dalam kepedihan,
Hatiku rapuh dan hancur,
Perih yang ku alami,
Bagaikan pisau menyayat hati,
Sakit yang ku jalani,
Bagaikan cambuk menerpa diri,
Rindu yang tak berlalu,
Bagaikan jiwa tertusuk duri nan pilu.
Kini jiwamu tak bersamaku,
Karna jiwamu telah mati,
Hidupku pun terasa sunyi tanpa dirimu.
Diriku bagaikan pohon tanpa daun,
Hidupku terasa kosong tanpa dirimu,
Tak mungkin aku berhenti mencintaimu,
Tak mungkin pula aku hidup tanpa kasihmu,
Aku hanya bisa menanti,
Sampai tangan Tuhan menyatukan kita….
Tiba-tiba tubuh Marsya terasa ringan, ringan dan ringan. Seolah-olah dia terbang bersama malaikat. Dari luar Mama Marsya datang bertujuan untuk membawakan makanan untuknya. Mama Marsya terkejut saat melihat Marsya tergeletak melemas di ranjangnya. Lalu Mama Marsya segera membangunkan putri kesayangannya itu. Namun tak ada respon dari Marsya. Tubuh Marsya mendingin kaku. Mama Marsya histeris. Dokter datang, sejak saat itu suasana menjadi riuh. Mama, Papa dan Kakak Marsya bingung ada apa dengan Marsya. Dokter pun keluar kamar membawa berita duka. Dokter menyatakan bahwa Marsya telah pergi. Mendadak suasana manjadi heboh.
Marsya telah tiada. Dia meninggakan kita semua. Dia telah tersenyum bahagia di surga bersama cinta sucinya. Kini Tangan Tuhan telah menyatukan mereka berdua…
                                               ‘TAMAT’

Judul : Cinta dan Kematian
By     : Nindya Kusuma Dewi

NO COPAS!!

Cerpen 'Aku, Valentine, dan Ulang Tahun' (By. Nindya Kusuma Dewi)

            Halo namaku Icha, lengkapnya Viovalent Icha Bramantyo. Nama Vio diambil dari nama Mamaku Viona, Valent karna aku lahir tepat dihari valentine, Icha nama pemberian Papaku dan Bramantyo nama marga keluargaku. Aku adalah siswi kelas sebelas disalah satu SMA terfavorit di Bandung. Papaku seorang direktur utama disebuah perusahaan ternama, Mamaku mantan model dan sekarang Mama mengelola usaha butik. Hidupku nyaris sempurna ditambah aku punya pacar yang ganteng, baik, kaya pula J namanya Aldy. Aldy adalah anak dari Om Burhan dan Tante Maya. Om Burhan adalah pemilik hotel dan restoran kelas atas di Bali, sedangkan Tante Maya pengusaha salon. Tante Maya dulu sahabat Mamaku, jadi orangtua kami sangat setuju dengan hubungan kami.
            Perlakuan Mama Papaku yang selalu memanjakanku membuatku tumbuh menjadi gadis manja, sombong dan angkuh. Aku selalu ingin menang sendiri, seperti hari ini, aku mogok nggak mau sekolah hanya gara-gara seragamku belum disetrika Mbok Nah, pembantu dirumahku.
            “Untung Mama Papa nggak ada, kalo ada pasti Mbok Nah udah dipecat! Niat kerja nggak sih Mbok?” Bentakku.
            “Maaf non, saya bener-bener lupa. Ini sudah Mbok setrikain jadi non bisa ganti baju. Ini juga masih jam enam lewat lima menit. Jadi Non nggak mungkin telat.” Jelas Mbok Nah.
            “Pokoknya aku nggak mau sekolah, dan semua itu gara-gara Mbok Nah! Mbok sendiri taukan kalo aku dandannya lama. Jadi mana sempet?” Aku mengambil seragamku dan melemparkannya kelantai.
            “Mbok minta maaf Non Icha..” Mbok Nah menangis.
            “Maaf maaf. Bisanya Cuma maaf terus. Apa-apa kok maaf, kerja gitu aja nggak becus!” Gertakku sambil meninggalkan Mbok Nah yang terjatuh dilantai gara-gara aku senggol pundaknya dengan keras.
***
            “Sayang, kamu kenapa nggak masuk?” SMS dari Aldy.
            “Gara-gara Mbok Nah tuh, seragamku nggak disetrikain, jadinya aku telat.” Jawabku.
            “Yahh.. aku kesepian banget tanpa kamu yang..”
            “Haha lebay, ok deh sebagai gantinya gimana kalo nanti kita jalan?”
            “Hmm... ok sayang, aku jemput jam dua ya?”
            “Ok!”
            “Eh udah dulu ya yang. Pak Slamet udah dateng nih, nanti aku dimarahin lagi kalo ketahuan SMSan.”
            “Iya deh, selamat belajar. Sampai ketemu nanti.”
            “Iya sayang, muuach..”
***
            “Non mau kemana?” Tanya Mas Randy, anak Mbok Nah sekaligus yang menjadi supir pribadi aku.
            “Kenapa sih tanya-tanya, pengen tau urusan orang aja!!”
            “Lha kan sudan menjadi kewajiban saya nganterin Non kalo mau kemana-mana.”
            “Nggak nggak nggak!! Aku ogah sudi dianterin sama Mas! Udah jelek, dekil, udik, bau lagi. Ih malu dong kalo temen-temen aku tau!!”
Mas Randy terdiam.
            “Udah Mas masuk sana, sebentar lagi Aldy datang!!”
            Dan benar, Aldy datang dengan honda jazz metalicnya, terlihat sangat keren dan macho. Aldy turun dari mobil lalu menuju kearahku dan mengecup pipiku.
            “Udah lama nunggu yang?” Sambil memberiku setangkai bunga mawar.
            “Nggak kok baru aja. Hmm makasih sayang. Kita jalan kemana nih?”
            “Udah deh kamu ikut aku aja, pasti kamu seneng.”
            Aku tersenyum sambil berjalan menuju mobil. Aldy membukakan pintu.
            “Makasih sayang” Aku masuk.
            “Oke,,”
            Didalam mobil Aldy menatapku. Aku jadi salting.
            “Hmm kamu kenapa sih yang nglihatin aku seperti itu?”
            Aldy tersenyum dan berkata “Kamu cantik sekali hari ini” sambil mendekatkan bibirnya kearah bibirku. Aku tahu maksud Adly ingin menciumku. Aku membiarkan Aldy mencium bibirku dan aku juga nggak segan-segan untuk membalas ciumannya. Tak lebih dari lima belas menit kami berciuman Aldy langsung menyalakan mobilnya dan kami pun melesat menuju tempat yang dimaksud Aldy.
***
            “Tempat apa ini yang?”
            “Udah, ayo masuk aja!” Ajak Aldy.
            Sampai didepan pintu tercium bau alkohol yang sangat menyengat, dari dalam terdengar suara musik yang samar.
            “Kamu ngajakin aku ke diskotik ya?
            Aldy tersenyum diam, sambil menarik lenganku dan membawaku kesebuah pintu yang gelap. Setelah pintu dibuka, suara musik terdengar sangat keras. Didalamnya terdapat banyak remaja yang mungkin seumuran dengankubahkan dibawaku, mereka asik menari, berjoget, ada yang sedang melayani pria-pria hidung belang. Aku shock melihat pemandangan yang sama sekali belum pernah aku lihat sebelumnya. Aldy memberiku minum.
            “Sedikit minuman untuk gadis cantikku!!” Teriak Aldy sambil memberikan segelas alkohol kearahku.
            “Tapi Al..” Aku mencoba menolaknya.
            “Kalo kamu cinta sama aku, minum ini dong!”
            Aku pun meraih gelas tersebut dari tangan Aldy dan meminumnya sampai habis.
            “Sayang pinter! Mau nambah lagi?”
            “Udah Al.. loh, Al kok mataku tiba-tiba jadi kabur gini. Aduh kepalaku berat banget Al..” dan semuanya menjadi gelap.
***
            Matahari pagi bersinar tepat diwajahku, membangunkan aku dari tidur gelapku. Hari ini umurku genap berusia 17 tahun. Perlahan aku membuka kedua mataku dan aku sangat kaget melihat keadaan tubuhku tanpa busana. Aku segera menutupi tubuhku dengan selimut. Aku melihat disekeliling ruangan yang sangat asing dimataku. Terlihat bajuku yang berserakan dilantai. Pandanganku terhenti tepat di sebuah cermin yang tersaji tulisan yang sangat membuatku geram.
HAPPY BIRTHDAY SAYANG : )
THANK’S YA SAYANG, UDAH NGASIH MALAM TERINDAH BUAT AKU!!
OH YA, ITU KADO SPESIAL BUAT KAMU : )
            Aku baru sadar kalo ternyata Adly menipuku. Semalam dia memperkosaku. Aku menangis, aku takut kalo aku hamil.
***
            Dirumah, aku nggak berani menatap wajah Mbok Nah dan Mas Randy, aku malu, aku hina. Aku mencoba menelpon Aldy namun nggak aktif. Aku menghubungi rumahnya Aldy, Tante Maya, dan Om Burhan, namun nggak ada jawaban. Sorenya aku meminta Mas Randy mengantarkanku kerumah Aldy. Tetangga Aldy bilang kalo Aldy dan keluarganya udah pindah keluar negeri.
            “Brengsek!! Aldy, kamu brengsek!!” Teriakku histeris.
            “Non yang sabar ya. Nggak baik marah-marah dihari yang spesial buat Non.” Tutur Mas Randy sambil menepuk pundakku. Entah sadar atau nggak aku malah memeluk Mas Randy. Aku menangis dalam pelukannya. HPku berbunyi, dan ternyata nomor rumah.
            “Halo!!” Gertakku.
            “Halo Non Icha, Non, cepat pulang Non, Nyonya dan Tuan Non, Cepat pulang!!” Renggek Mbok Nah gelisah.
            “Papa Mama kenapa Mbok? Berantem? ... Halo? Mbok? Mbok Nah?” Tiba-tiba telpon terputus. Aku bingung kenapa dengan orang rumah. Lalu aku mengajak Mas Randy pulang.
***
            Didepan rumah, aku melihat banyak sekali orang-orang dirumahku. Aku melihat bendera kuning terpasang disamping gerbang dan didepan pintu rumahku. Aku turun dari mobil. Aku berjalan lemas, fikiranku kosong. Dalam hati memanggil, “Mama.. Papa.. Mama.. Papa.. Mama.. Papa.. Maa.. Paa..” langkah demi langkah kulalui tanpa luput aku memanggil Mama Papaku. Setibanya didepan pintu, aku melihat dua sosok yang tertidur ditutupi kain putih. Aku memandang sudut demi sudut rumahku. Dimana Mama? Dimana Papa? Namun aku tak menemukan mereka. Mbok Nah memelukku,
            “Itu siapa mbok? Papa Mama mana?” Tanyaku.
            Mbok Nah menangis,
            “Itu siapa mbok? Jawab!!”Bentakku sambil meneteskan air mata.
            “Non, yang sabar ya Non..”
            “Mbok, itu bukan Mama Papakan Mbok?”
Mbok Nah memelukku erat.
“Jawab mbok, jangan diem aja! Itu bukan Mama Papakan mbok?” Gertakku. Aku langsung menuju dua jasad yang terbujur tertutup kain putih tersebut. Aku membuka salah satu dari kain mereka. Mataku terbelalak saat aku melihat Mamaku dibungkus plastik bening dengan wajah Mama rusak berlumuran darah.
“Mama!! Mama kenapa? Tolong Mbok Nah, mama jangan dibungkus seperti ini, nanti Mama nggak bisa nafas mbok.” Tangisku meledak. Mbok Nah memelukku. Sontan aku membuka jasad yang satunya.
“Papa!! Papa juga, kenapa kalian berdua berperilaku konyol seperti ini? Paa.. Maa.. jangan seperti ini. Ayo bangun, hari ini hari ulang tahun Icha Paa Maa, tapi bukan kado seperti ini yang Icha Pengenin. Paa.. Ma.. jangan tinggalin Icha. Icha takut sendiri Paa.. Maa.. Bangun!!” Aku menangis sejadi-jadinya. Lalu semuanya berubah menjadi gelap. Dan ketika aku bangun,
“SURPRIZE!! Happy birthday to you, Happy birthday to you, Happy birthday to you, Happy birthday, Happy birthday, Happy birthday to Icha...”
“Papa.. Mama.. Aldy.. Jadi aku cuman mimpi? Ini beneran Papa Mama kan? Kalian masih hidup?” Aku menggenggam erat tangan Papa dan Mama.
“Kamu ini ngomong apa sih sayang, kami masih hiduplah.” Tutur Mama sambil memelukku.
“Kamu tadi pasti mimpi buruk ya? Kamu tidur lama banget. Kata Mbok Nah kamu tidur dari kemaren pagi sampe sekarang. Wah.. Papa heran, kok kamu betah ya!!
“Hah? Aku tidur selama itu?” Jawabku kaget.
“Hadeh.. jangan bahas tidur dong, buruan ini ditiup lilinnya. Panas tauk tangan Aldy!!” Tiba-tiba Aldy memecahkan keharuan kami.
Aku memandangi wajah Aldy, wajah innocent, cengar-cengir, cengengesan. Aku masih sedikit kesal dengan kelakuannya dimimpiku. Tapi semua aku tepis dengan segera.
“Make a wish dulu sayang,,” Tegur Mama
“Iya Maa..”
Dalam diam aku berdoa, “Tuhan, terimakasih ternyata itu semua cuman mimpi. Tuhan aku sayang Papa, Mama dan Aldy. Jangan kau ambil mereka dariku Tuhan, aku sangat sayang mereka. Kabulkan doaku, Tuhan. Amin.”
Perlahan aku membuka kedua mataku. “Dimana Papa, Mama, Aldy?”
“Alhamdulillah, Non sudah sadar..”
“Aku dimana mbok? Papa, Mama, Aldy mana Mbok? Barusan mereka ngasih surprize ultah buat aku mbok. Sekarang mereka dimana?” Aku seperti orang ling-lung yang kehilangan akalnya. Lagi-lagi fikiranku kosong. Aku bingung dengan semua ini. Lalu Mbok Nah memopongku menuju dua buah kuburan. Di situ tertulis nama Indrawan Bramantyo dan Viona Bramantyo, nama Papa Mamaku. Aku tertawa,
“Haha, ini gila! Ini mimpi!” Aku berlari meninggalkan kuburan. Aku berlari menuju rumahku. Aku terdiam duduk disofa, terlihat orang-orang pada sibuk mempersiapkan pengajian untuk Mama dan Papa. Tiba-tiba sekawanan polisi datang dan menyuruh semua yang ada dirumah keluar. Salah satu dari mereka mendatangiku,
“Selamat Siang, Apa benar ini kediaman Alm. Bapak Indrawan Bramantyo?”
“Benar, saya anaknya. Ada apa ya?”
“Maaf, kami mendapat tugas untuk menyita seluruh aset kekayaan baik rumah, perusahaan, perkebunan dan butik milik Pak Indra.
“Tunggu! Kenapa bisa begitu?” Jawabku spontan.
“Semasa hidupnya Pak Indra mempunyai hutang kepada salah satu perusahaan, dan kini perusahaan tersebut menuntut hak mereka. Ini surat bukti penyitaannya!” Jawab salah satu polisi sambil menyerahkan sebuah amplop yang berisi surat, di surat tersebut dituliskan bahwa Papa ngutang sebanyak 200 milyar dan sebagai jaminanya rumah, perusahaan, perkebunan serta butik Mama.
“Astaga!! Cobaan apa lagi ini,, Tuhan!!” Aku terjatuh di teras rumah. Hatiku tak rela melihat para polisi tersebut menyegel rumahku. Tapi apa daya tangan ini tak mampu bergerak, mulut ini terasa kaku untuk berteriak. Setelah polisi-polisi tersebut pergi, mas Randy dan Mbok Nah datang.
“Ya Tuhan Non Icha.. mbok dan Randy mencari Non Icha kemana-mana Non, syukurlah kalo Non nggak apa-apa.” Ucap Mbok Nah sambil memelukku.
Tiba-tiba Mas Randy membuka pintu dan “Loh, kok dikunci, orang-orang pada kemana Non?” Tanya Mas Randy dan tidak sengaja melihat tulisan dipintu.
“RUMAH INI DISITA”
“Astagfirullahalazim Non..” Kaget Mas Randy yang kemudian disusul Mbok Nah. Mereka menangis sambil memelukku. Aku hanya terdiam dengan fikiran kosong. Aku shock. Aku ingin segera bangun dari mimpi buruk ini.
***
“Mulai sekarang, Non tinggal digubuk kami ini saja ya Non?” Tutur Mbok Nah sambil membelai rambutku, sementara Mas Randy menyiampak makanan.
“Makasih ya Mbok Nah, Mas Randy, kalian udah baik banget sama aku padahal aku selalu kasar sama kalian, maafin saya ya Mbok, Mas!!” Aku menangis sambil memeluk Mbok Nah dan Mas Randy.
“Iya Non, kami sudah memaafkan Non Icha dari dulu. Malah kami yang seharusnya minta maaf Non nggak pernah becus ngurusin Non Icha.” Sesal Mbok Nah.
“Iya Cha” Tambah Mas Randy.
“Kalian semua nggak salah kok..” Jawabku.
“Ya sudah, sekarang kita makan dulu terus sholat dan ngaji, kita berdoa buat Tuan Indra sama Nyonya Viona.” Ajak Mbok Nah.
“Sholat? Ngaji? Tapi aku nggak bisa ngaji. Sholat juga, bacaannya aku lupa..”
Mbok Nah dan Mas Randy tersenyum sambil menggeleng-gelengkan kepala.
“Gampang, nanti Mas ajarin” Tawar Mas Randy.
***
“Ayo Non, wudlu dulu!!” Ajak Mbok Nah.
“Iya Mbok!!” Aku mengikuti gerakan wudlu Mbok Nah. Setelah itu aku berdoa delesai wudlu dengan bahasaku sendiri. Kata Mbok Nah, nggak apa-apa yang penting niatnya harus bener-bener berdoa kepada Allah SWT. Setelah itu aku sholat. Mas Randy yang menjadi imamnya. Aku mengikuti gerakan-gerakan mereka. Gerakan demi gerakan aku hayati dengan niat yang sungguh-sungguh. Sekilas terlintas dosa-dosa yang telah aku lakukan, sama Mbok Nah, Mas Randy, Mama, Papa, Aldy, dan orang-orang yang lain. Aku menangis pilu. Aku bersujud meminta pengampunan Allah. Setelah itu aku mendoakan kedua orangtuaku. Air mataku seakan menjadi luapan hatiku. Aku menghapus air mataku dan menyudahi doaku dengan mengucap amin. Aku mengecup dan mencium tangan Mbok Nah. Kemudian Mas Randy menepati janjinya untuk mengajari aku ngaji. Ayat demi ayat ku lafadkan dengan terbata-bata. Namun dengan niat yang keras akhirnya aku menyelesaikan surat yasin tersebut. Aku berdiri untuk merapikan buku-buku yasin dan mukena. Tapi tiba-tiba kepalaku berat banget, mataku kabur, badanku lemes dan gelap...
***
“Icha.. Icha.. bangun sayang..”
Aku membuka kedua mataku.
“Mama.. Papa.. Ini pasti mimpi lagi kan? Atau aku sudah mati nyusul Papa Mama? Tuhan, jangan permainin aku seperti ini dong!!” Rintihku.
“Hust.. kamu ini ngomong apa sih Cha?” Gertak Papa.
“Kamu tadi pas make a wish pingsan nak. Mama takut kamu kenapa-napa. Kamu kenapa sih sayang?” Belai Mama sambil memelukku. Aku melepaskan pelukan Mama dan berlari keluar kamar. Saat aku membuka pintu,
“NON ICHAAAA!!! Happy Birthday!! Selamat Ulang Tahun!!”
“Mbok Nah, Mas Randy?” Aku langsung memeluk Mbok Nah dan Mas Randy. Aku menangis.
“Non Icha kenapa?” Tanya Mbok Nah heran.
“Maafin Icha Mbok, selama ini Icha sudah kasar sama Mbok Nah. Mas Randy juga, maaf ya Mas. Maafin semua kesalahan Icha..”
“Mbok sudah maafin kok Non.”
“Iya, Mas Randy juga sudah maafin Non Icha..” Tambah Mas Randy,
“Woy, tiup lilin dulu sayang, dari tadi ditungguin suruh tiup lilin malah bobok mulu kamu tuh,,” Sambar Aldy.
Aku memukul lengan Aldy. “Kamu harus tanggung jawab!!”

Tawa kami meledak. Aku meniup lilin 17 ku. Umurku udah 17 tahun. Diumurku yang baru ini aku harus berubah menjadi Icha yang baik hati dan manis semanis coklat valentine...
~TAMAT~

Judul : Aku, Valentine, dan Ulang Tahun
By    : Nindya Kusuma Dewi

NO COPAS!!