To : Marsya tersayang
Marsya sayang, maafin gue yang nggak lagi bisa jaga’in loe. Maaf banget ya. Gue sayang banget sama loe melebihi rasa sayang gue ke diri gue sendiri. Gue minta maaf kalau selama ini gue punya salah sama loe. Gue minta maaf Sya. Gue janji Sya walau pun tubuh gue nggak ada sama loe lagi, gue tetep ada di samping loe. Karna gue selalu buat loe. Gue sayang banget sama loe Sya. Maafin gue….”
Salam manis
Samuel
Selasa, 8 April 2025
Senin, 15 April 2013
Minggu, 14 April 2013
Berharap (by. Nindya Kusuma Dewi)
Jika ada yang lebih indah dari senja, mungkin itu hanya senyummu.
Bahagiaku adalah ketika bersatu, Dan tak perduli siapa yang akan mengganggu.
Sungguh, betapa sederhananya kebaagiaan itu.
Menyatu kita dalam ikatan Tuhan.
Berharap kelak abadi menjadi insan diri.
Bahagiaku adalah ketika bersatu, Dan tak perduli siapa yang akan mengganggu.
Sungguh, betapa sederhananya kebaagiaan itu.
Menyatu kita dalam ikatan Tuhan.
Berharap kelak abadi menjadi insan diri.
Cerpen 'Gue Sayang Lo' (by. Nindya Kusuma Dewi)
Disudut belakang lapangan tepatnya ditaman sekolah paling
pojok, nampak seorang cewek sedang merobek-robek sebuah foto sambil
mengusap-usap air matanya yang senantiasa menggambarkan kepiluan hatinya.
Sesekali terdengar suara darinya.
“Gue benci sama lo put. Gue benci. Lo tu sahabat gue,
kenapa lo tega khianatin gue? Apa ini balasan yang gue terima atas semua yang
udah gue korbanin ke lo? Kenapa put? Kenapa? Gue benci sama lo. Gue benci..” Jerit
Dinda sembari merobek-robek foto Putri sahabatnya.
“Kalo lo butuh tempat buat bersandar, pundak gue selalu
siap kok buat nampung beban lo.” Kejut salah seorang cowok yang tiba-tiba sudah
duduk disamping Dinda. Dinda tidak menyadari kehadiran cowok itu, dia begitu
terhanyut dalam kesedihan hatinya.
“Lo siapa? Kenapa lo bisa ada disini? Tanya Dinda melemas
“Gue Haikal, gue sendiri nggak tau kenapa gue kesini.
Tiba-tiba hati gue nuntun gue buat datang kesini. Eh nggak taunya ada lo
disini. Lo kenapa?” Ucap Haikal.
Dinda hanya terdiam.
“Gue tau hati lo sakit. Sakit banget. Lo boleh nangis
sepuas lo kalo itu bisa buat lo lega.Gue bakal nungguin lo, temenin lo sampai
lo bias tersenyum.”
Mendengar itu Dinda langsung memandangi Haikal yang begitu
serius dengan ucapannya.
“Lo kenapa care sama gue? Tanya Dinda
“Gue nggak akan ngebiarin seorang cewek ngebuang air
matanya hanya buat hal yang sia-sia.” Tutur Haikal lembut.
“Lo kan
nggak kenal gue..” Gertak Dinda
“Ya.. kalo nggak kenalkan bisa kenalan.. hehehe” Jawab Haikal
yang mengundang seyum Dinda.
“Hmmm…” Desah Dinda
“Kenapa? Gue kan
ganteng masa lo nggak mau kenalan sama gue sih. Pepatah bilang tak kenal maka
tak sayang lohh.. hehehe…” Goda Haikal

“Nah.. gitu dong, dari tadi senyum gitu kek, kan tambah manis.” Sanjung
Haikal
Pipi Dinda memerah tersipu malu. Tak terlihat lagi air mata
di pipi Dinda. Mereka berdua saling bercanda dan mengenal satu sama lain.
***
“Huh mana sih!” Sungut Dinda sambil menongolkan kepalanya
kejalan. Sesekali dia melirik arloji yang bertengger rapi di tangan kirinya.
“Hey cantik. Belum pulang?”
Tiba-tiba datang seorang cowok dengan Kawasaki ninjanya. Saat melepas helmnya Dinda
pun terbelalak karena sang pengemudi motor tersebut tak lain adalah Haikal. Haikal
nampak cool dengan jaket putih hitamnya. Apalagi ditambah dengan keringat yang
menetes di kening membuat pesona Haikal semakin memancar.
“Hey.. kok bengong aja sih!” Tanya Haikal memecahkan
lamunan Dinda.
“Eh.. oh.. eh.. iya.. apa? Lo tadi ngomong apa?” Jawap
Dinda gagap
“Gue tadi tanya, kok lo belum pulang?” Sungut Haikal
“Gue lagi nunggu seseorang.” Jawab Dinda
“Pacar?” Sentak Haikal
“Bukan. Temen kok.” Jawab Dinda
“Ah.. Syukurlah..” desah Haikal
“Syukur kenapa?” Tanya Dinda
“Eh.. Enggak.. ya udah gue anterin pulang deh?” Ajak Haikal
“Emm.. Temen gue gimana?”
“Udahlah masa lo nggak mau sih dibonceng sama cowok secakep
gue? Hehe soal temen lo gampang kok, lo kan
bisa SMS dia..”
“Tapi..”
“Udahlah lo naik aja. Gue nggak bakal nyuilik lo kok.
hahaha” Canda Haikal

***
“Lun, menurut lo gue masih bisa nggak pacaran lagi? Tanya
Dinda kepada Luna sahabat baiknya.
“Maksud lo?” Luna balik tanya.
“Ya.. menurut lo gue ini masih bisa nggak cinta sama
seseorang?” Jelas Dinda.
“Ya lo harus bisalah! Udahlah Din lo jangan mikirin Fery
lagi. Kenyataanya dia disanakan juga nggak mikirin lo. Lo harus kuat. Lo harus
bisa ikhlasin dia bersama Putri. Lo masih muda dan masih banyak cowok lain yang
bisa nerima lo ketimbang Fery.” Tegas Luna
“Ihh, gue tu nanya kok malah lo ceramahin kaya gini sih.
Lagian gue juga udah nggak mikirin Fery lagi kok. Gue kan udah punya Ha… uppsss kok keceplosan
sih..” Jawab Dinda sambil membungkam mulutnya.
“Nah, Hayo, Ha.. siapa tuh? Punya baru kok nggak ngasih tau
gue sih.” Sungut Luna
“Ada
deh mau tau aja.. hehe” Goda Dinda
“Siapa sih Din? Ha.. Hary ya? hahaha hayo lo suka Pak Hary
ya. Hahaha.” Goda Luna
“Ih kok Pak Hary sih. Gila yang bener aja gue macarin guru
killer itu.” Timpal Dinda
“Lha siapa? Elo sih nggak mau ngasih tau gue! Haa.. Handoko
ya? Hahaha”
“Elo aja sama Handoko, biar tambah pinter lo. Tiap hari diajak
kencan ke perpustakaan. Hahaha” Jawab Dinda
“Ih lo apa-apaan si Din, nggak deh. Terus siapa dong?”
“Mau tau?”
“Iyalah!” Sungut Luna
“Hmm mau tau aja… hahaha” Jawab Dinda sambil berlari menuju
kelas.

***
Esok pagi pun menyapa.
“Aduhh.. mana sih.. biasanya jam segini udah nongol.”
Sungut Dinda sambil melihat arloji jingganya.
“Lagi nunggu siapa Din?” Tanya Rocky sahabat Haikal.
“Eh lo lihat Haikal nggak?” Tanya Dinda
“Haikal?”
“Iya, Lo lihat nggak?” Tanya Dinda lagi
“Lo belum tahu ya Din?”
“Tahu soal apa?”Tanya Dinda bingung
“Hakal..” Jawab Rocky lirih
“Haikal kenapa?” Tanya Dinda
“Haikal….” Rocky tidak melanjutkan
kata-katanya.
“Haikal kenapa?” Tanya Dinda Cemas
Rocky terdiam.
“Please jawab jujur Rocky! Haikal dimana?” Tegas Dinda
panik
“Tadi malam Haikal mengalami kecelakaan. Motornya menabrak
truk bermuatan minyak. Kondisinya parah banget. Dan sekarang…” Rocky terdiam
“Sekarang apa?” Teriak Dinda. Air matanya mulai menetes
membasahi pipi manisnya.
“Sekarang dia koma dirumah sakit.” Sambung Rocky
“Apa? Nggak mungkin. Lo bohongkan? Bilang sama gue kalo lo
Cuma bercanda. Bilang Rocky!!” Jerit Dinda Histeris
“Gue nggak bohong Din. Kalo lo nggak percaya ayo ikut gue
kerumah sakit.” Tegas Rocky
Dinda pun langsung ikut bersama Rocky ke rumah sakit.
***
Dirumah sakit…

“Permisi..”
Tiba-tiba datang seorang suster bernama Mia sambil membawa
selembar kertas.
“Maaf, apa kamu yang bernama Dinda?” Tanya si suster
“Iya. Ada
apa sus?” Timpal Dinda lesu.
“Ini ada surat buat kamu, kemarin sebelum koma Haikal
sempat nulis surat
ini buat kamu..” Jawab suster sembari menyodorkan selembar kertas kepada Dinda.
Din,
maafin gue kalau selama ini gue lancang banget ikut campur di urusan lo. Gue
Cuma pengen lo seneng. Gue nggak pengen lihat lo sedih. Gue pengen buat lo
bahagia.
Din,
maafin gue, gue nggak bisa jaga lo lagi. Mungkin bentar lagi Tuhan nyuruh
malaikatnya buat jemput gue. Maafin gue Din. Gue sayang banget sama lo. Gue
cinta sama lo, Shiera Adinda Habibi.
Haikal
“Haikal!!” Dinda langsung memeluk tubuh Haikal. Dia berkata,
“Gue juga sayang sama lo Haikal. Gue cinta sama lo. Gue
nggak mau kehilangan lo.” Isak Dinda.
“Beneran nih?” Tiba-tiba terdengar suara yang nggak asing
buat dinda. Dinda langsung bangun dari pelukannya dan..
“Haikal!” Jerit Dinda
“Beneran lo sayang sama gue?” Tanya Haikal sambil tertawa.
“Ja..Jadi..Jadi lo ngerjain gue? Ih lo tu awas ya! Jahat
banget sih lo!” Sungut Dinda sambil memukul tangan Haikal.
“Aduh.. sakit tau.. ya udah gue koma beneran deh!” Goda
Haikal
“Eh jangan dong!” Sentak Dinda.

“Din..” Panggil Haikal
“Apa?” Jawab Dinda
“Diiiinn..”
“Apa?”
“Diiiiiiiinnnnn…” Goda Haikal
“Apa sih?” Sungut Dinda
“Hmm.. lo mau nggak jadi cewek gue?” Tanya Haikal sambil
memegang tangan Dinda.
“Tapi..” Dinda sengaja tidak meneruskan perkataannya.
“Tapia apa?” Tanya Haikal
“Tapi.. Gue nggak bisa Haikal..” Jawab Dinda dengan nada
lirih.
“Hah?” Kejut Haikal
“Iya.. maaf ya.. gue nggak bisa nolak.. hahaha” Goda Dinda.
Tawa mereka pun meledak
“Gue sayang banget sama lo, Din.” Ucap Haikal sambil
memeluk dan nencium kening Dinda.
“Gue juga Haikal.” Jawab Dinda.
“Din..”
“Apa lagi?”
“hmm lo nggak balas ciuman gue?” Goda Haikal.
“Ihh.. malu tau dilihatin Rocky sama suster Mia.. hehehe”
Dinda tersipu malu.
“TAMAT”
Langganan:
Postingan (Atom)