Winnie The Pooh Glitter Tulisanku: April 2013

Senin, 15 April 2013

Surat Samuel untuk marsya dicerpen Cinta & Kematian (by. Nindya Kusuma Dewi)

To : Marsya tersayang

Marsya sayang, maafin gue yang nggak lagi bisa jaga’in loe. Maaf banget ya. Gue sayang banget sama loe melebihi rasa sayang gue ke diri gue sendiri. Gue minta maaf kalau selama ini gue punya salah sama loe. Gue minta maaf Sya. Gue janji Sya walau pun tubuh gue nggak ada sama loe lagi, gue tetep ada di samping loe. Karna gue selalu buat loe. Gue sayang banget sama loe Sya. Maafin gue….”

Salam manis Samuel

Minggu, 14 April 2013

Berharap (by. Nindya Kusuma Dewi)

Jika ada yang lebih indah dari senja, mungkin itu hanya senyummu.
Bahagiaku adalah ketika bersatu, Dan tak perduli siapa yang akan mengganggu.
Sungguh, betapa sederhananya kebaagiaan itu.
Menyatu kita dalam ikatan Tuhan.
Berharap kelak abadi menjadi insan diri.

Cerpen 'Gue Sayang Lo' (by. Nindya Kusuma Dewi)


Disudut belakang lapangan tepatnya ditaman sekolah paling pojok, nampak seorang cewek sedang merobek-robek sebuah foto sambil mengusap-usap air matanya yang senantiasa menggambarkan kepiluan hatinya. Sesekali terdengar suara darinya.

“Gue benci sama lo put. Gue benci. Lo tu sahabat gue, kenapa lo tega khianatin gue? Apa ini balasan yang gue terima atas semua yang udah gue korbanin ke lo? Kenapa put? Kenapa? Gue benci sama lo. Gue benci..” Jerit Dinda sembari merobek-robek foto Putri sahabatnya.
“Kalo lo butuh tempat buat bersandar, pundak gue selalu siap kok buat nampung beban lo.” Kejut salah seorang cowok yang tiba-tiba sudah duduk disamping Dinda. Dinda tidak menyadari kehadiran cowok itu, dia begitu terhanyut dalam kesedihan hatinya.
“Lo siapa? Kenapa lo bisa ada disini? Tanya Dinda melemas
“Gue Haikal, gue sendiri nggak tau kenapa gue kesini. Tiba-tiba hati gue nuntun gue buat datang kesini. Eh nggak taunya ada lo disini. Lo kenapa?” Ucap Haikal.
Dinda hanya terdiam.
“Gue tau hati lo sakit. Sakit banget. Lo boleh nangis sepuas lo kalo itu bisa buat lo lega.Gue bakal nungguin lo, temenin lo sampai lo bias tersenyum.”
Mendengar itu Dinda langsung memandangi Haikal yang begitu serius dengan ucapannya.
“Lo kenapa care sama gue? Tanya Dinda
“Gue nggak akan ngebiarin seorang cewek ngebuang air matanya hanya buat hal yang sia-sia.” Tutur Haikal lembut.
“Lo kan nggak kenal gue..” Gertak Dinda
“Ya.. kalo nggak kenalkan bisa kenalan.. hehehe” Jawab Haikal yang mengundang seyum Dinda.
“Hmmm…” Desah Dinda
“Kenapa? Gue kan ganteng masa lo nggak mau kenalan sama gue sih. Pepatah bilang tak kenal maka tak sayang lohh.. hehehe…” Goda Haikal
“ihh PEDE banget sih..” Jawab Dinda
“Nah.. gitu dong, dari tadi senyum gitu kek, kan tambah manis.” Sanjung Haikal
Pipi Dinda memerah tersipu malu. Tak terlihat lagi air mata di pipi Dinda. Mereka berdua saling bercanda dan mengenal satu sama lain.
***
“Huh mana sih!” Sungut Dinda sambil menongolkan kepalanya kejalan. Sesekali dia melirik arloji yang bertengger rapi di tangan kirinya.
“Hey cantik. Belum pulang?”
Tiba-tiba datang seorang cowok dengan Kawasaki ninjanya. Saat melepas helmnya Dinda pun terbelalak karena sang pengemudi motor tersebut tak lain adalah Haikal. Haikal nampak cool dengan jaket putih hitamnya. Apalagi ditambah dengan keringat yang menetes di kening membuat pesona Haikal semakin memancar.
“Hey.. kok bengong aja sih!” Tanya Haikal memecahkan lamunan Dinda.
“Eh.. oh.. eh.. iya.. apa? Lo tadi ngomong apa?” Jawap Dinda gagap
“Gue tadi tanya, kok lo belum pulang?” Sungut Haikal
“Gue lagi nunggu seseorang.” Jawab Dinda
“Pacar?” Sentak Haikal
“Bukan. Temen kok.” Jawab Dinda
“Ah.. Syukurlah..” desah Haikal
“Syukur kenapa?” Tanya Dinda
“Eh.. Enggak.. ya udah gue anterin pulang deh?” Ajak Haikal
“Emm.. Temen gue gimana?”
“Udahlah masa lo nggak mau sih dibonceng sama cowok secakep gue? Hehe soal temen lo gampang kok, lo kan bisa SMS dia..”
“Tapi..”
“Udahlah lo naik aja. Gue nggak bakal nyuilik lo kok. hahaha” Canda Haikal
Dinda pun nggak bisa nolak permintaan Haikal. Dia juga nggak bisa bohongin perasaannya kalo dia pengen deket terus sama Haikal. Apalagi selain itu Haikal juga sudah baik banget sama dia.
***
“Lun, menurut lo gue masih bisa nggak pacaran lagi? Tanya Dinda kepada Luna sahabat baiknya.
“Maksud lo?” Luna balik tanya.
“Ya.. menurut lo gue ini masih bisa nggak cinta sama seseorang?” Jelas Dinda.
“Ya lo harus bisalah! Udahlah Din lo jangan mikirin Fery lagi. Kenyataanya dia disanakan juga nggak mikirin lo. Lo harus kuat. Lo harus bisa ikhlasin dia bersama Putri. Lo masih muda dan masih banyak cowok lain yang bisa nerima lo ketimbang Fery.” Tegas Luna
“Ihh, gue tu nanya kok malah lo ceramahin kaya gini sih. Lagian gue juga udah nggak mikirin Fery lagi kok. Gue kan udah punya Ha… uppsss kok keceplosan sih..” Jawab Dinda sambil membungkam mulutnya.
“Nah, Hayo, Ha.. siapa tuh? Punya baru kok nggak ngasih tau gue sih.” Sungut Luna
Ada deh mau tau aja.. hehe” Goda Dinda
“Siapa sih Din? Ha.. Hary ya? hahaha hayo lo suka Pak Hary ya. Hahaha.” Goda Luna
“Ih kok Pak Hary sih. Gila yang bener aja gue macarin guru killer itu.” Timpal Dinda
“Lha siapa? Elo sih nggak mau ngasih tau gue! Haa.. Handoko ya? Hahaha”
“Elo aja sama Handoko, biar tambah pinter lo. Tiap hari diajak kencan ke perpustakaan. Hahaha” Jawab Dinda
“Ih lo apa-apaan si Din, nggak deh. Terus siapa dong?”
“Mau tau?”
“Iyalah!” Sungut Luna
“Hmm mau tau aja… hahaha” Jawab Dinda sambil berlari menuju kelas.
“Loh.. loh.. kok gue ditinggal sih. Tunggu! Awas lo ya Din!” Teriak Luna sambil berlari mengejar Dinda.
***
Esok pagi pun menyapa.
“Aduhh.. mana sih.. biasanya jam segini udah nongol.” Sungut Dinda sambil melihat arloji jingganya.
“Lagi nunggu siapa Din?” Tanya Rocky sahabat Haikal.
“Eh lo lihat Haikal nggak?” Tanya Dinda
“Haikal?”
“Iya, Lo lihat nggak?” Tanya Dinda lagi
“Lo belum tahu ya Din?”
“Tahu soal apa?”Tanya Dinda bingung
“Hakal..” Jawab Rocky lirih
“Haikal kenapa?” Tanya Dinda
          “Haikal….” Rocky tidak melanjutkan kata-katanya.
“Haikal kenapa?” Tanya Dinda Cemas
Rocky terdiam.
“Please jawab jujur Rocky! Haikal dimana?” Tegas Dinda panik
“Tadi malam Haikal mengalami kecelakaan. Motornya menabrak truk bermuatan minyak. Kondisinya parah banget. Dan sekarang…” Rocky terdiam
“Sekarang apa?” Teriak Dinda. Air matanya mulai menetes membasahi pipi manisnya.
“Sekarang dia koma dirumah sakit.” Sambung Rocky
“Apa? Nggak mungkin. Lo bohongkan? Bilang sama gue kalo lo Cuma bercanda. Bilang Rocky!!” Jerit Dinda Histeris
“Gue nggak bohong Din. Kalo lo nggak percaya ayo ikut gue kerumah sakit.” Tegas Rocky
Dinda pun langsung ikut bersama Rocky ke rumah sakit.
***
Dirumah sakit…
“Haikal.. kenapa bisa sampai seperti ini? Haikal bangun! Lo harus kuat! Lo gak boleh ninggalin gue! Bangun Haikal!” Jerit Dinda sambil memeluk tubuh Haikal.
“Permisi..”
Tiba-tiba datang seorang suster bernama Mia sambil membawa selembar kertas.
“Maaf, apa kamu yang bernama Dinda?” Tanya si suster
“Iya. Ada apa sus?” Timpal Dinda lesu.
“Ini ada surat buat kamu, kemarin sebelum koma Haikal sempat nulis surat ini buat kamu..” Jawab suster sembari menyodorkan selembar kertas kepada Dinda.
Din, maafin gue kalau selama ini gue lancang banget ikut campur di urusan lo. Gue Cuma pengen lo seneng. Gue nggak pengen lihat lo sedih. Gue pengen buat lo bahagia.
Din, maafin gue, gue nggak bisa jaga lo lagi. Mungkin bentar lagi Tuhan nyuruh malaikatnya buat jemput gue. Maafin gue Din. Gue sayang banget sama lo. Gue cinta sama lo, Shiera Adinda Habibi.
Haikal
“Haikal!!” Dinda langsung memeluk tubuh Haikal. Dia berkata,
“Gue juga sayang sama lo Haikal. Gue cinta sama lo. Gue nggak mau kehilangan lo.” Isak Dinda.
“Beneran nih?” Tiba-tiba terdengar suara yang nggak asing buat dinda. Dinda langsung bangun dari pelukannya dan..
“Haikal!” Jerit Dinda
“Beneran lo sayang sama gue?” Tanya Haikal sambil tertawa.
“Ja..Jadi..Jadi lo ngerjain gue? Ih lo tu awas ya! Jahat banget sih lo!” Sungut Dinda sambil memukul tangan Haikal.
“Aduh.. sakit tau.. ya udah gue koma beneran deh!” Goda Haikal
“Eh jangan dong!” Sentak Dinda.
Diluar Rocky dan suster Mia tertawa cekikikan melihat aksi Haikal dan Dinda yang bisa dibilang lucu.
“Din..” Panggil Haikal
“Apa?” Jawab Dinda
“Diiiinn..”
“Apa?”
“Diiiiiiiinnnnn…” Goda Haikal
“Apa sih?” Sungut Dinda
“Hmm.. lo mau nggak jadi cewek gue?” Tanya Haikal sambil memegang tangan Dinda.
“Tapi..” Dinda sengaja tidak meneruskan perkataannya.
“Tapia apa?” Tanya Haikal
“Tapi.. Gue nggak bisa Haikal..” Jawab Dinda dengan nada lirih.
“Hah?” Kejut Haikal
“Iya.. maaf ya.. gue nggak bisa nolak.. hahaha” Goda Dinda.
Tawa mereka pun meledak
“Gue sayang banget sama lo, Din.” Ucap Haikal sambil memeluk dan nencium kening Dinda.
“Gue juga Haikal.” Jawab Dinda.
“Din..”
“Apa lagi?”
“hmm lo nggak balas ciuman gue?” Goda Haikal.
“Ihh.. malu tau dilihatin Rocky sama suster Mia.. hehehe” Dinda tersipu malu.
“TAMAT”