Winnie The Pooh Glitter Tulisanku: Cerpen 'Cinta dan Kematian' (By. Nindya Kusuma Dewi)

Sabtu, 06 Juli 2013

Cerpen 'Cinta dan Kematian' (By. Nindya Kusuma Dewi)

Di sudut taman sebuah rumah nampak seorang gadis sedang asyik dengan puisi-puisinya. Terlihat dirinya sedang menggerutkan kening dan mengetuk-ngetukkan bolpoint didagunya, menunjukkan kalau dirinya sedang memikirkan sesuatu untuk kemudian ditulisnya pada lembaran-lembaran kertas. Saat dia melirik arlojinya dia tersentak terbelalak dan langsung berlari meninggalkan garapanya. Dia melupakan sesuatu. Handphonenya. Dia pun kembali lagi untuk mangambilnya. Dia tidak bisa jauh dari handphonenya. Setiap hari dia membawanya kemana pun dia pergi. Bahkan saat mandi pun dia tetap membawanya. Hehehe...
          “Aduh… hari inikan  gue ada les!!!” Omel Marsya sambil berlari menuju kamar mengambil tas dan langsung pergi naik motor kakak perempuannya yang bawel abis.
          “Heh.. Heh.. Heh.. motor gue! Mau loe kemanain tuh?”      
          Tiba-tiba dari dalam terdengar suara cempreng seorang cewek yang tak lain adalah Dinda kakak Marsya.
          “Gue pinjem sebentar neng buat kondangan!!” Goda Marsya.
          “Huft… gue mau keluar dodol” Sewot Dinda.
“Hualah, pinjem bentar pelit amat sih!!”
Tanpa menghiraukan Dinda yang sibuk ngomel-ngomel, Marsya pun pergi dengan wajah cengar-cengir karena merasa bangga udah ngebuat kakaknya manyun lima meter.
“Loh… loh… loh… kok masih jalan juga sih, hey loe denger nggak sih gue ngomong apa?” Teriak Dinda.
“Tau ah gelap, yang penting happy!! Hahaha...” Timpal Marsya sembari meninggalkan halaman rumahnya.
          “Huft!!! Awas loe ya, pulang gue sate loe!!!” Gerutu Dinda.
***
          “Kak, maaf saya terlambat!!” Sapa Marsya sembari menjabat tangan tentornya.
“Marsya!! Lagi-lagi kamu telat! Sekarang kakak tanya, enam bulan kamu les di sini berapa kali kamu datang tepat waktu??” Tanya  Kak Ira, tentor Marsya.
          “Aduh,, sudah dong kak! Kuping saya cenat-cenut nih, saya tadi tuh abis dengerin lagu cemprengnya Kak Dinda, sekarang kakak juga mau ngomelin saya! Saya sudah hafal kakak mau ngomong apa!!” Jawab Marsya seolah tanpa beban.
          “Tapi Sya kam…”
          “Sudah… cukup nyanyinya Kak Ira cantik, suara kakak bagus kok, telinga saya sampek puyeng nih!!!” Putus Marsya sembari duduk di bangkunya.
          “Huft! Sabar-sabar!” Desah Kak Ira sembari mengelus-ngelus dadanya, melihat kelakuan murid bandelnya itu.
          “Nisa,, sorry telat!!! Gue…”
          “Gue tadi keasyikan nulis puisi... gue liyat jam ternyata udah jam segini, ya… jadi… gue telat deh bla…bla…bla…!!!” Belum sempat Marsya menjelaskan alasan-alasannya. Nisa udah nyerocos meneruskan jawaban Marsya.
          “Loe kok tau sih…” Heran Marsya.
          “Ya iyalah secara tiap hari loe ngomong gitu ke gue gimana gue nggak hafal.”
          “Huft! Terserah loe deh! Rasanya hari ini gue kena semprot mulu!” Gerutu Marsya sembari mengeluarkan buku dari tasnya dan memanyunkan bibirnya.
Ditengah pelajaran tiba-tiba handphone Marsya berbunyi. Rupanya ada SMS yang isinya kata-kata indah.
If you smile, you looked sweet,
If you sad, you very cute,
If you cry, you very funny,
What you know??
You very special…
Membaca itu, Marsya merasa ke-PDan. Belum pernah dia mendapat kata-kata manis yang dikhususkan untuk dirinya. Dia fikir kata-kata itu untuknya. Lalu cepat-cepat dia membalasnya.
“Emm,, makasih ya… loe siapa??”
Handphone Marsya bunyi lagi, rupanya si orang misterius itu mambalas SMS Marsya. Hati Marsya pun berbinar-binar.
Lalu tanpa pikir panjang dia langsung mambukanya.
“Maaf, gue salah kirim!!”
Serentak hati Marsya pun melebur. Dia pun kecewa dan memarahi orang misterius itu.
“Heh… Loe tuh bisa ngirim SMS nggak sih? Pakek salah segala, ngganggu tau!!” Balas Marsya.
“Hey, loe tuh orang apa bukan sih? Gue tadikan dah minta maaf! Gitu aja nyolot!!” Begitu balasannya. Hal itu membuat Marsya semakin sebel dan mati gaya.
“Huuuuhhh!!!” Geram Marsya.
“Loe kenapa Sya??” Tanya Abel salah satu temen Marsya.
“Nih… orang gila SMS gue!!” Sewot Marsya.
“Hu.. hu.. hu.. makanya jadi orang jangan ke-PDan! Hahaha… tuh orang gila udah bener-bener parah kali sakitnya, masa nggak bisa bedain sih SMSan sama orang apa bukan?? Hahaha” Sahut Dirga temen Les Marsya.
“Diam loe monyong! Gue lempar penghapus baru tau rasa loe!” Gertak Marsya sambil mengangkat penghapus.
“Ampun Neng… jangan dilempar penghapus dong… dilempar uang gue juga mau… hahaha” Goda Dirga yang membuat Marsya semakin manyun.
“Huft..” Saking betenya Marsya langsung memberesi buku-bukunya dan pulang.
“Hey, mau kemana Sya?? Kamukan baru datang masa sudah mau pulang??” Sergah Kak Ira.
“Halah males kak, saya nggak mood. Saya mau pulang saja!!”
***
Di kamar, tiba-tiba handphone Marsya bunyi lagi. Nampaknya orang misterius tadi telfon Marsya. Mulanya Marsya males banget ngangkat tuh telfon karena dia masih sebel soal tadi. Tapi dia juga penasaran. Akhirnya dia angkat deh tuh telfon. Hehehe
“Em, hallo??” Sapa Marsya.
“Hallo juga..” Rupanya dia seorang cowok. Suaranya cool banget. Marsya yang semulanya marah jadi agak tenang mendengar suara cowok itu.
“Hey! Hallo??” Cowok itu mengulang lagi.
“Oh.. eh.. ha.. hallo…” Jawab Marsya gagap.
“Em, loe masih marah ya sama gue?? Maaf ya soal tadi, gue dah bikin loe sewot..” Tutur si cowok dengan halus dan lembut.
“Oh…eh…i..ya.. nggak apa-apa kok! Loe siapa??” Sahut Marsya.
“Kenalin gue Samuel, gue anak Bandung. Loe sendiri siapa? Boleh kenal dong tentunya??” Samuel balik Tanya.
“Gue Marsya anak Ponorogo aja. Loe kok bisa nyasar ke gue sih??” Tanya Marsya.
“Sorry, tadi gue salah kirim, gue pengen SMS temen gue, malah nyasar ke loe. Mungkin jodoh kali, hehehe” Goda Samuel.
“Hahaha… jodoh gimana, kenal juga enggak!” Timpal Marsya.
Mereka berdua saling akrab dan saling mengenal satu sama lain. Tanpa terasa hubungan mereka semakin dekat. Mereka sering SMS dan telfon-telfonan. Walau pun belum pernah saling bertemu hubungan mereka berdua sangat erat. Kalau tiap ada masalah Marsya selalu cerita sama Samuel, dan Samuel pun memberinya solusi, begitu sebaliknya. Hal ini membawa dampak baik buat Marsya, sejak dekat dengan Samuel dia jadi terobsesi untuk lebih maju. Dia menjadi giat belajar dan tidak pernah terlambat. Guru dan teman-teman Marsya sangat kaget dengan kemajuan Marsya. Kini Marsya menjadi anak yang tergolong cerdas. Dia juga bisa lebih menahan emosinya. Semua orang sangat bangga padanya.
***
Hari ini adalah hari paling mengejutkan buat Marsya karena dia mendapat pengakuan dari Samuel tentang dirinya yang sebenarnya.
Aku merasa tubuhku bergetar dan terbujur kaku,
Tak bisa gerak,
Tak bisa teriak,
Dan tak bisa pula aku membuka kedua mataku,
Ingin rasanya aku berlari memelukmu,
Karna bila suatu saat aku pergi,
Aku ingin berada di pelukanmu,
Agar kau tau betapa aku sangat menyayangimu,
Agar kau tau betepa luluhnya diriku karna cintamu,
Agar kau tau sampai batas akhir
Kan tetap ku jaga tulus cinta darimu…
Itu adalah kata-kata Samuel untuk Marsya, Marsya pun segera membalasnya.
Dikala kegelapan menyelimuti suryaku,
Kau datang dengan sejuta cahaya cinta pertapa,
Dikala dingin menari-nari di genggamanku,
Kau hadir membawa kehangatan dalam jiwa,
Dikala pelangi tak bercakra bisu,
Kau tinta suci penggores angkara,
Dikala bintang tak bernyanyi sendu,
Kau terbang membawa puing-puing nada birama,
Terimakasih cinta,
Kau udara di hidupku,
Tanpamu aku hanyalah debu yang berlalu…
“Uhh… so sweet… thanks Marsya sayang..” Balas Samuel.
“Thanks balik…” Timpal Marsya
“Em, Sya gue boleh ngomong sesuatu nggak??” Tanya Samuel.
“Em, boleh. Ngomong aja gue siap kok dengerin..” Jawab Marsya simple.
“Apapun itu??”
“Ya…”
“Tapi gue minta satu hal sama loe!”
“Apa??”
“Setelah loe baca SMS dari gue, loe jangan sedih atau pun nangis. Gue nggak mau mata indah loe itu bermandikan kesedihan. Gue juga mohon setelah loe baca , loe jangan marah atau pun membenci gue. Gue sayang banget sama loe. Loe janji??” Pinta Samuel.
“Hey, ada apa sih? Kok auranya sedih banget. Loe kenapa? Cerita sama gue ya! Gue janji gue nggak bakal marah atau pun sedih, loe cerita ya sama gue!”
Namun Samuel tak membalasnya. Hal ini ngebuat Marsya semakin bingung. Marsya pun SMS Samuel lagi.
“Sam, loe kenapa sih? Jangan buat gue penasarn deh!” Usik Marsya.
Lima menit kemudian ada sebuah SMS dari Samuel yang isinya ngebuat hati Marsya perih bercampur tidak percaya.
“Sya, maafin gue kalau seandainya gue nggak bisa lagi nemenin loe. Mungkin umur gue nggak akan lama lagi. Sebenernya gue masih pengen sama-sama sama loe. Gue masih pengen nglindungin loe. Gue sayang banget sama loe Sya. Maafin gue kalau selama ini gue pernah nyakitin loe. Maafin gue. Gue sayang sama loe Marsya!” Pesan dari Samuel.
Membaca itu, mata Mrsya tak kuasa menahan bendungan air mata yang berat dan ingin terjatuh. Tubuh Marsya gugup tak percaya. Lalu dia segera membalas SMS dari Samuel.
“Loe jangan bercanda deh! Nggak lucu tau!”
Lalu Samuel membalasnya.
“Maaf Sya, berat banget buat gue ngomongin hal ini ke loe. Sebenernya tuh gue sakit. Gue kena kanker hati. Dokter udah memfonis kalau umur gue udah nggak bakal lama lagi. Sebenarnya gue juga nggak mau Sya. Tapi gue nggak bisa milih, Tuhan ngasih jalan ini buat gue. Gua sayang banget sama loe Sya, gue nggak mau kehilangan loe…” Tutur Samuel.
Tanpa fikir panjang Marsya langsung menelfon Samuel.
“Sam, loe jangan ngomong gitu….!”
Suara Marsya terdengar sesak karena terhimpit oleh air mata yang terus menetes.
“Sya, loe jangan nangis! Gue nggak mau denger loe nangis. Please! Gue nggak kuat Sya. Gue nggak bakal maafin diri gue sendiri kalau loe terus-terusan nangis gara-gara gue…”
Dengan bijak Samuel menasehati Marsya dan Marsya pun kini agak tenang.
“Sam, loe tau nggak? Hati gue sakit banget loe ngomong gitu..” Sahut Marsya.
“Maaf Sya, tapi gue harus jujur sama loe sebelum semuanya terlambat. Gue sa…yang..ba…nget…sa…ma..lo…oe…Sya!”
Suara Samuel menjadi kecil dan semakin kecil, sesekali terdengar dia terisak-isak. Marsya pun gelisah.
“Sam, loe kenapa?” Tanya Marsya cemas, namun tak ada jawaban dari Samuel.
“Samuel,, loe jangan kayak gini, gue mohon Sam,,,” air mata Marsya pun meledak. Tiba-tiba ada seorang cewek mengalihkan pembicaraan mereka.
“Maaf Sya, gue Olin kakak Samuel. Samuel kritis, sekarang dia sedang di tangani dokter..” Ucap cewek tadi.
“Samuel mana kak?? Samuel mana?? Loe jangan bohongin gue!!” Teriak Marsya.
“Gue nggak bohongin loe dik, kalau nggak percaya silahkan loe ke sini liyat sendiri gimana keadaan Samuel!!” Jawab Olin.
Saat itu juga Marsya langsung menutup telfonnya. Dia langsung pergi ke depan menemui supir pribadinya dan memintanya untuk mengantarkannya ke Bandung. Dia tau Bandung jauh banget, tapi dia nggak perduli semua itu, sejauh apapun akan dia tempuh untuk menemui orang yang di cintainya itu.
***
Besoknya, di Bandung Marsya menuju ke alamat rumah yang pernah diberikan Samuel padanya. Di rumah Samuel, pembantunya memberi tahu dimana tempat Samuel dirawat. Hati Marsya campur aduk, fikiranya kosong. Dia nggak tahu harus percaya atau nggak.
***
“Permisi, apa benar ini kamar Samuel??” Tanya Marsya sopan dan menahan rasa gugupnya. Dari kejauhan terlihat sosok mata memandangnya dengan hangat. Dia tak lai adalah Samuel.
“Loe datang? Ini beneran loe Sya? Loe bener-bener ada disini?” Desah Samuel.
Mendengar itu Marsya langsung berlari memeluk Samuel yang terbaring diranjang rumah sakit.
“Gue sayang sama loe!” Ucap Samuel mencoba menenangkan Marsya yang udah nangis berat, seakan takut kehilangan dirinya. Dia tau kalau Marsya sangat menyayanginya, sampai-sampai Marsya rela ke Bandung hanya untuk bertemu dirinya.
“Sssstt…udah…loe jangan nangis, gue nggak apa-apa kok, gue baik-baik aja!” Pinta Samuel sembari memegang kedua pipi Marsya untuk menghapus air matanya.
“Udah Sya, loe tuh cantik, cantik banget, gue nggak mau kecantikan loe ternodai dengan goresan air mata loe itu! Sya, gue mohon… maafin gue… gue nggak ada niat buat bikin loe kayak gini.. Sya kalau loe emang sayang sama gue, gue mohon loe jangan nangis!!” Tutur Samuel lembut.
Marsya tak kuasa mendengar kata-kata lembut namun mengiris hati itu. Dia tak sanggup bila akhirnya dia nggak bisa denger kata-kata itu lagi dari Samuel. Marsya tetap memeluk erat tubuh Samuel.
“Sya, maafin gue.. gue sayang banget sama loe!” Samuel langsung mengecup kening Marsya dan terus memeluknya.
“Samuel… gue juga sayang banget sama loe!”
Namun tak ada jawaban dari Samuel. Samuel terdiam.
“Sam…” Panggil Marsya.
“Samuel…”
Berkali-kali Marsya memanggil Samuel, namun tak ada jawaban. Mata Samuel tertutup dengan bibir sedikit tersenyum. Seluruh tubuhnya menjadi dingin dan kaku.
“Samuel… loe kenapa… bangun Sam… loe harus kuat demi gue Sam,, loe harus bangun… Gue sayang banget sama loe Samuel bangun….” Teriak Marsya.
“Maaf dik, sebaiknya adik keluar dulu, biar saya memeriksanya…” Pinta salah seorang dokter sambil mengajak Marsya keluar ruangan. Orang tua dan Kakak Samuel hanya bisa pasrah dan ikut menangis.
“Samuel…. Samuel kenapa dok?? Tolong dokter bangunin dia… Samuel….” Teriak Marsya pilu.
“Nak Marsya, tenang ya kita serahin semuanya sama Yang Kuasa. Tuhan pasti ngasih jalan terbaik buat kita semua..” Nasihat Papa Mama Samuel dengan bijak sembari menepuk pundak Marsya.
Tak lama kemudian Dokter keluar ruangan dan berkata,
“Maaf Pak, Bu, Dik… kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Tapi Tuhan berkehendak lain. Nak Samuel tidak dapat tertolong…” Jawab dokter yang membuat suasana menjadi haru dan penuh dengan kehisterisan, tetutama Marsya. Marsya pun langsung berlari ke dalam ruangan.
“Samuel… loe bangun… gue di sini buat loe… gue sayang banget sama loe Sam… bangun… gue mohon…” Teriak Marsya.
Seluruh keluarga Samuel pun turut sedih. Mereka tak percaya secepat itu Samuel meninggalkan mereka semua.
“Maaf dik Marsya, kami akan melepas semua alat medis yang terpasang. Yang sabar ya. Kita doakan semoga dik Samuel bisa di terima disisih-Nya.” Tutur salah seorang suster yang hendak melepas semua alat medis yang terpasang ditubuh Samuel.
“Enggak.. Suster salah... Samuel hanya tidur.. Dia nggak meninggal, Suster jangan copotin semuanya. Jangan Sus… Samuel hanya tidur… Samuel bangun…” Jerit Marsya sembari memeluk tubuh Samuel dan menghalangi suster yang akan melepas alat-alat medisnya.
Tiba-tiba Mama Samuel mendekati Marsya dan membawanya keluar. Dia menasehati Marsya hingga Marsya tenang. Lalu Mama Samuel menyodorkan sebuah surat dari Samuel untuk Marsya. Lalu Marsya pun segera membukanya, serempak Mama Samuel pergi ke dalam ruangan untuk melihat anak kesayangannya itu untuk terakhir kali
    To     :    Marsya tersayang
Marsya sayang, maafin gue yang nggak lagi bisa jaga’in loe. Maaf banget ya. Gue sayang banget sama loe melebihi rasa sayang gue ke diri gue sendiri. Gue minta maaf kalau selama ini gue punya salah sama loe. Gue minta maaf Sya. Gue janji Sya walau pun tubuh gue nggak ada sama loe lagi, gue tetep ada di samping loe. Karna gue selalu buat loe. Gue sayang banget sama loe Sya. Maafin gue….
Salam manis
    Samuel
“Nggak… ini nggak mungkin… ini pasti bohong… nggak…. Samuel… nggak…” Jerit Marsya sembari berlari meninggalkan rumah sakit. Sementara itu di luar mendadak turun hujan, seolah langit pun menangisi kepergian Samuel. Tubuh Marsya basah kuyup oleh air hujan. Marsya berlari dan berteriak sekencang-kencangnya sambil menggenggam surat dari Samuel yang mulai lepek oleh air hujan. Hatinya rapuh dan hancur melihat orang yang sangat dia cintai pergi untuk selamanya. Marsya pingsan. Sopirnya pun membawanya ke dalam mobil untuk pulang ke rumah.
***
Di rumah,
“Marsya sayang…Kamu habis dari mana saja tiga hari kamu nggak pulang? Mama Papa dan semuanya panik nyarikin kamu sayang, handphone kamu juga nggak aktif…” Sapa lembut Mama Masrya.
Marsya langsung memeluk Mamanya dan menangis tersedu-sedu.
“Kamu kenapa sayang? Cerita sama Mama ya?” Pinta Mama Marsya sembari membelai rambut Marsya.
Lalu Marsya pun menceritaklan semua yang dia alami, dan Mamanya pun memberikan nasihat untuknya.
***
Satu minggu sudah kepergian Samuel, namun Marsya tak kunjung jua berhenti memikirkan Samuel. Dia masih tak percaya. Hatinya hancur bila mengingat orang yang dicintainya terbujur kaku. Kini tak ada lagi sosok Samuel dalam kehidupan Marsya. Tak ada SMS-SMS lucu, puisi-puisi indah dan telfon dari Samuel. Semuanya lenyap dalam kepedihan hati Marsya. Kini Marsya menjadi pendiam dan suka mengurung diri di kamar.
***
Marsya menuangkan seluruh kepiluan hatinya dalam tulisan-tulisan indah lalu dia berbaring di kasurnya sambil menghayati lagu Bunga Citra Lestari yang Berjudul Aku Tak Mau Sendiri yang semakin menambah kepiluan hati Marsya.
Dikala cinta mempertemukan kita,
Kau sanjung aku di saat mentari tak bersahaja,
Tulus cintamu membuat diriku seakan satu selamanya,
Walau tercipta dengan segala beda,
Akan ku jaga kau dengan segenap cinta yang ada,
Bersatu kita selamanya,
Berjalan berdua melewati hamparan dunia,
Tapi,
Kini tak ada sapa di antara kita,
Semuanya lenyap dalam kepedihan,
Hatiku rapuh dan hancur,
Perih yang ku alami,
Bagaikan pisau menyayat hati,
Sakit yang ku jalani,
Bagaikan cambuk menerpa diri,
Rindu yang tak berlalu,
Bagaikan jiwa tertusuk duri nan pilu.
Kini jiwamu tak bersamaku,
Karna jiwamu telah mati,
Hidupku pun terasa sunyi tanpa dirimu.
Diriku bagaikan pohon tanpa daun,
Hidupku terasa kosong tanpa dirimu,
Tak mungkin aku berhenti mencintaimu,
Tak mungkin pula aku hidup tanpa kasihmu,
Aku hanya bisa menanti,
Sampai tangan Tuhan menyatukan kita….
Tiba-tiba tubuh Marsya terasa ringan, ringan dan ringan. Seolah-olah dia terbang bersama malaikat. Dari luar Mama Marsya datang bertujuan untuk membawakan makanan untuknya. Mama Marsya terkejut saat melihat Marsya tergeletak melemas di ranjangnya. Lalu Mama Marsya segera membangunkan putri kesayangannya itu. Namun tak ada respon dari Marsya. Tubuh Marsya mendingin kaku. Mama Marsya histeris. Dokter datang, sejak saat itu suasana menjadi riuh. Mama, Papa dan Kakak Marsya bingung ada apa dengan Marsya. Dokter pun keluar kamar membawa berita duka. Dokter menyatakan bahwa Marsya telah pergi. Mendadak suasana manjadi heboh.
Marsya telah tiada. Dia meninggakan kita semua. Dia telah tersenyum bahagia di surga bersama cinta sucinya. Kini Tangan Tuhan telah menyatukan mereka berdua…
                                               ‘TAMAT’

Judul : Cinta dan Kematian
By     : Nindya Kusuma Dewi

NO COPAS!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Aturan komentar :
- Berikan komentar dengan bahasa yang sopan dan santun
- Jangan disingkat-singkat
- Komentar dengan kata-kata kotor tidak akan saya publikasikan